Berkeluh: Kenapa Tak Ikut?

Seharusnya tak boleh ada tanda tanya di judul yang tertera. Kira-kira begitu yang sengaja kubuat adil dalam pikiranku. Tapi tahukah kamu tentang sesuatu yang baru dan langsung begitu saja kulepas tanpa aku praktikkan?. 

Kamu juga belum tahu. 

Jika saja tentang judul paling baik hanya boleh sampai dengan 9 kata. Sedangkan orang-orang hanya suka membaca 1 paragraf awal pada sebuah berita. Sebelum itu, tentu saja orang-orang lebih memilih hanya membaca judulnya saja tanpa ingin menemukan lebih jauh tentang maksud dari isi berita. Sampai aku diberi contoh, aku masih saja meragu. Apa benar begitu?. 

Ada hal lain tentang perspektif yang perlu dihindari saat meliput. Iya, jangan sampai opinimu masuk dalam berita yang kamu buat. Kecuali, kamu sebetulnya punya opini tapi kamu giring pada narasumber yang tepat sehingga berita yang kamu buat tak berisi opinimu, tapi data dari narasumbermu. Pada babak ini aku mengerti, tapi seperti yang aku katakan di awal aku tak bisa membuat itu nyata. 

Sedih jangan ditanya, bukankah kamu juga tahu kalau aku menyimpan keinginan ini? Jadi aku ajak kamu menyimpan kesedihanmu atas apa yang kamu tahu. 

Selain itu, aku merasa dunia yang kadang jadi sempit tapi juga tiba-tiba jadi luas sekali ketika kita sendiri adalah keadaan yang sangat mengejutkan. Membuatku terpesona selalu, ingin tahu lebih jauh, menyuarakan tentangnya yang tak banyak orang tahu tentangnya itu, dan tentu saja membuatku ingin mengenang selalu tiap masa yang kupunya dan tersisa. 

Ah, sisa dan siksa hanya berbatas 'k', ya? Sama-sama harus dijalani dengan beban hati. Tapi mau bagaimana juga tetap harus dijalani. Tentang nanti, urusan nanti. Lakukan apapun yang kamu yakini, tapi jangan menyesal untuk itu. 

Seperti pertanyaan pada judul yang tak bisa dulu aku jawab benar, aku akan memberi penjelasan dengan membayarnya lunas. Ulat kecilku yang sedang naik-turun asam lambungnya, kumohon vaksin tahap 2 kamu lebih kuat ya!. 

Nb: kamu gak pengin ke Elisa? Udah lama lo.