Catatan Kuliah: Teori Unilinier dan Multilinier
Setelah tahu etnoekologi pada pertunjukan di kamar sebelah, ada baiknya buat kita tahu juga tentang paradigma yang diambil, konsep, dan teori yang harus dipelajari untuk mencapai pemahaman yang kuat tentang etnoekologi sendiri yang merupakan bagian dari antropologi ekologi. Antropologi ekologi sering mengangkat isu-isu lingkungan yang kaitannya dengan teori-teori di bawah ini dalam memahami masalah atau isu-isu yang dihadapi.
Teori unilinier masuk dalam konsep evolusi dengan paradigma evolusi kebudayaan. Penelitian menggunakan teori ini menggunakan pendekatan dengan penelitian lapangan secara intensif. Contoh ahli antropologi yang mendalami teori ini ialah Julian H. Stewart yang merupakan ahli antropologi ekologi.
Julian H. Stewart meneliti seorang Indian Shoshoni daerah Treat Basin. Masyarakat Indian tersebut masih mengandalkan berburu dan meramu untuk memperoleh makanannya. Mengapa hal tersebut mereka lakukan? Tentu karena sikap adaptif masyarakat terhadap alam, sebagai tempat tinggal mereka. Selain itu, budaya yang terjadi pada masyarakat juga beradaptasi dengan lingkungan. Dari hal ini dapat diambil makna bahwa kebudayaan berada dalam lingkungan, yang berdampingan dengan organisasi kerja, dan juga teknologi. Kegunaan dari adaptasi dengan lingkungan ini dapat menjelaskan berbagai pekerjaan yang berlaku pada suatu wilayah yang dihuni oleh suatu masyarakat serta mengetahui pola-pola budaya yang terbentuk dalam masyarakat tersebut.
Mempertanyakan teori unilinier
Evolusi kebudayaan multilinier merupakan jawaban dari teori unilinier. Teori ini menjelaskan bahwa Evolusi kebudayaan itu tidak satu jalur, banyak jalur karena adaptasi terhadap lingkungan, selalu ada hubungan antara budaya dan lingkungan, dan kebudayaan terdiri dari unsur-unsur sehingga terdapat inti kebudayaan (culture core) yang membentuk teknologi dan organisasi kerja yang saling berhubungan. (Ahimsa-Putra, 2015) - (Kuliah Sejarah Teori Antropologi)
Artinya, lingkungan menyediakan berbagai macam sumber daya yang kemudian dikelola oleh manusia sebagai makhluk yang diberi akal untuk berpikir sesuai dengan keahlian manusia sendiri dalam memperlakukan sesuatu. Oleh karena itu, muncullah spesialisasi lain selain berburu dan meramu dalam suatu lingkungan seperti bertani, berladang, nelayan, dan penggembala yang mana masih dalam lingkup satu lingkungan.
Berhubungan dengan teknologi dan organisasi kerja, harus dipahami dengan teknologi yang berbeda organisasinya pun berbeda, misalnya ialah pada saat muncul cangkul sebagai teknologi baru di masyarakat biasanya akan dibarengi dengan gotong royong, pertukaran tenaga, arisan tenaga atau mapalus yang sedikit berkurang intensitasnya. Contoh lainnya ialah adanya sapi yang digantikan traktor, yang dapat mengurangi interaksi antar masyarakat menuju pada masyarakat yang individual. Padahal sapi juga dapat berfungsi sebagai proses interaksi dengan menjalin hubungan saling menguntungkan misalnya antar masyarakat dengan 'nggadoh' - menitipkan sapi ke orang lain dan membagi hasil - Kesimpulannya inti kebudayaan bersifat materialis.
terimakasih :)
ReplyDeleteSama-sama :)
Delete