Kerja: Seleksi di PT. Bentang Persada Internusa

Hai, kali ini aku mau berbagi pengalaman tentang proses pencarian kerja(ku). Sebelumnya, bagi siapa saja yang sempat membaca *bacotku* ini kuharap kalian sadar betul untuk menghargai setiap waktu yang kalian punya. Kalau ada waktu lebih baik dipakai buat mengasah kemampuan. Apa aja tuh? Bagiku kemampuan itu yang bisa mengukur adalah individu sebagai manusia dalam masyarakat. Intinya, kemampuan itu bisa muncul atas kehendak manusianya yang mungkin ditekan oleh keadaan dan ya, kembali akhirnya pada individunya mau mengasahnya atau tidak.

Jadi sebelum menemukan kemampuan, sebelumnya harus paham tujuan hidup kalian masing-masing. Itu pengetahuan dasarnya sebelum kalian mengerti sebetulnya ‘aku’ bakal bisa beradaptasi tidak dengan pekerjaan yang akan kupilih nantinya. Sebelum pada akhirnya juga, memilih untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan apa yang sesuai dengan pekerjaan yang dipilih.

Aku mendaftar bagian purchasing di PT. Bentang Persada Internusa yang lokasinya ada di Surabaya. Sebelumnya tentu saja aku searching perusahaan apa ini? Bagaimana dengan lingkungan kerjanya? Dll pokoknya kepo sama perusahaan ini. Dari awal dapat informasi lewat poster di grup telegram sebetulnya aku merasa ada yang tak asing dengan perusahaan tersebut. Ternyata memang begitu. Dari logonya, aku mengerti bahwa perusahaan ini pernah rekanan denganku saat kerja di kontraktor tahun lalu. Time fly so fast, yeah.

Sebelum akhirnya psikotes, sekira sore hari sebelum hari-H, pihak HRD mengirimkan psikotes online via Google Form yang nantinya diisi oleh peserta. Jawabannya tentang “yang paling anda” dan “yang paling bukan anda”, memilih di antara 2 jawaban yang menurut peserta paling dirinya dan pertanyaan lain tentang peserta. Oh ya, bulan September awal aku melakukan tes di perusahaan ini.

Keesokan harinya, sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan plus sesuai protokol kesehatan covid-19, aku dan empat orang kandidat lain melakukan tes tertulis. Semua peserta yang telah diberi informasi membawa papan dada sendiri untuk menulis hasil jawabannya. Adapun yang tidak membawa, akan dipinjami oleh pihak perusahaan.

Adapun tes yang dilakukan meliputi tes intelegensi umum (analogi, verbal, pola, dsb) ada juga tes koran, tes gambar pohon, tes wartegg, dan terakhir tes gambar orang. Untuk mengerjakan tes ini tentunya selain fokus dengan jawaban kita juga harus fokus terhadap perintah dari HRD untuk setiap pengerjaan sub soal. Akibatnya fatal jika kita salah prosedur. Ya, mungkin saja kalau jawabanmu tidak layak untuk dibaca kalau tidak sesuai dengan keinginan HRD.

Setelah melakukan tes tulis sekitar 20 menit menunggu hasil pengumuman tes tulis aku ngobrol-ngobrol dengan sesama kandidat, ada juga yang bertukar no. ponsel fungsinya untuk saling bertukar informasi mengenai kandidat yang mungkin berhasil atau juga memberi informasi mengenai lowongan di sekitar Surabaya. Setelah waktu itu berlalu, kepala HRD perusahaan tersebut masuk ke ruangan dan mengumumkan hanya 1 kandidat di antara 5 kandidat yang akan tinggal dan melanjutkan ke tahap wawancara. Alhamdulillah, kandidat tersebut aku.

Sebetulnya di hari Jumat yang penuh berkah itu, aku sudah merencanakan pulang pukul 12 siang naik kereta. Tapi ternyata aku harus wawancara langsung, yang berarti aku harus mengambil jatah pulang kereta lokal yang paling malam. Mengamalkan Dasadharma Pramuka: Rela Berkorban dan Tabah. Hahahah. Iya, harus ada yang dikorbankan.

Wawancara HRD berlangsung dengan santai dengan jarak antara bicara yang cukup jauh antara aku dan kepala HRDnya. Corona memang membuat segalanya jadi sulit, tapi sesulit apapun harus tetap dilakukan. Begitu kira-kira hikmah wawancara dengan saling jauh-jauhan dengan bertatap muka. Adapun pertanyaan yang dilontarkan adalah seputar diriku yang ada di dalam daftar riwayat hidup yang aku kirim, tentang urutan gambar yang kugambar di tes wartegg, dan gambar orang dengan pekerjaan yang kugambar di bagian sesi akhir tes tertulis, serta yang tidak kalah penting adalah tentang pemecahan masalah ketika bekerja. Bagiku, wawancara dengan kepala HRD perusahaan ini cukup memuaskan dan tidak membosankan.

Setelah akhirnya penanya merasa puas dengan seluruh jawaban yang aku lontarkan, yang bersangkutan memberikan informasi padaku untuk menunggu di bawah kemudian pukul setengah 2 pergi ke kantor pusat perusahaan yang tempatnya tidak sama dengan tempatku melakukan tes tertulis dan wawancara pertama. Wawancara kedua aku akan bertemu dengan userku alias bos yang akan membimbing dan berbagi tugasnya denganku nantinya di bagian Purchasing. Pada tahap tersebut, aku juga di tes kecepatan mengetik dan tes untuk melakukan pemesanan barang menggunakan aplikasi khusus yang dimiliki oleh perusahaan.

Di tempat aku melakukan wawancara user, terdapat kafe dan toko yang juga merupakan bagian dari anak perusahaan ini. Selain itu kompleks pergudangan milik perusahaan ini juga berada di sekitar kantor pusat yang ku tempati saat wawancara kedua.

Kepala Purchasingnya ramah, menjelaskan bagian-bagian yang akan diberikan tanggung jawabnya padaku dengan jelas, hanya mungkin karena aku sudah lelah dengan kondisi panasnya Surabaya yang luar biasa dan membuat kepalaku pusing tidak karuan membuatku tak bisa fokus mengerjakan tes software. Entah kenapa aku yang biasanya suka bertanya jadi tiba-tiba sok ngide diem bae koyok ngerti kabeh. Pasti motherboardku kepanasan, sehingga meluncur bebas tanpa kendali dan berakhir ngadat hhh.

Tahap akhirnya setelah tes komputer itu, aku diberitahu kesalahan-kesalahan yang ku lakukan selama melakukan PO (Purchase Order), dan kembali ke ruang tunggu. Di situ sekira 15 menit aku menunggu dan HRD yang memberiku instruksi tes tulis tadi masuk ke ruangan memberiku ucapan kalimat “ Mbak Shantica, ditunggu 1-2 minggu ya, kalau tidak ada kabar berarti tidak lolos”.

Kalimat akhir yang beberapa kali menohokku untuk sabar menunggu itu, setelah sambil pusing sekali menghindari matahari seharian akhirnya mengendap entah dimana dalam kisaran waktu yang tak kuhitung lagi. Sebab apa? Sebab mencari dan dicari pekerjaan itu sama-sama susah. Kandidat memilih perusahaan, perusahaan pun mencoba memilih kandidat yang sesuai, bukan? Oleh karena itu aku mengikhlaskan waktu sampai dengan 2 minggu itu untuk lebih giat lagi mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku. Sampai sekarang pun bahkan aku masih berusaha mengasah kemampuan itu agar sesuai di mata orang atau lembaga yang membutuhkan. Sampai sekarang aku sibuk mencari pekerjaan di antara pekerjaan tidak tetap yang ku lakukan.

 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��