Berkasih: Gerhana Bulan Sisa Kemarin Malam

I'm not giving up *ngeden 

Setelah diberi instruksi untuk tidur, aku tidak langsung melakukannya. Paling tidak hari ini. Sebab hari lain tidak seperti hari ini. Ya, kan? Lagi pula aku yakin pemberi instruksi belum tidur pun. Kalau yang ini mungkin biasa. Euh, aku sudah menyesalkan ini berulang kali buat tidak investasi penyakit. Mau bilang hak khusus nyatanya ini adalah hak umum dan menuju kewajiban bagi tiap insan buat menormalkan: jaga kesehatan, jaga kebersihan. 

Aku buang air besar sambil berpikir buat menulis sekarang. Merasakan perut yang tidak karuan dengan tawa kentut yang menggelegar mungkin karena makan mi ayam semeru tadi siang. Rasa nano-nano yang dibayangkan terjadi ditambah dengan bebauan khas tai plus rekaman How Can I Love the Heartbreak, You're the One I Love yang terputar lewat earphone yang sengaja kupasang buat menemani tidur tapi sampai ke kamar mandi tidak sekadar take a pee. 

Aku berharap di wc tadi tak meninggalkan kopet karena kuburu-buru cabut dari kamar mandi. Ngantuk. Tapi di tengah perjalanan balik ke kamar ku disuguhi Tuhan nikmatNya yang kemarin tak sempat ku nikmati: cahaya bulan yang terang meski langit sedang mendung. Oh ya, kemarin gerhana bulan jadi bagiku yang ditinggalkan malam ini adalah sisa darinya. Langit mana pula yang kalian dustakan keindahannya? Walau aku takut kilat, aku masih mengaguminya sebagai entitas yang berada di langit. Begitu pula dengan sisa terang yang sempat ku abadikan malam ini. 

Selamat malam, biarkan ku tertidur, pendekar cahaya ❤



Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��