Catatan dari Teman: Mini Lirik

" Cie cie nungguin, capek gak tuh?"

" Aseng kowe"

Selebihnya mereka cuma berlari, tanpa saling kejar, tapi tidak juga jalan di tempat, setelah mereka sama-sama sadar bercanda dan menyakiti kadang juga beda tipis. Tinggal keputusan pribadi memilih terhibur atau tersakiti. 

" Yuk, lanjut"

Kusenang sekali melihat foto Mas Lono sama Immas yang lagi merancang ketemuan buat bimbingan skripsi ini. Kalau gak salah, Immas ini dalam tahap memulai lagi setelah hiatus. Tidak disangka-sangka, kok momennya tepat sekali - sembari menunggu wisudawan/wati Agustus '18. Biar kalau ditanya progres, bisa jawab "udah ketemuan kok tadi". Ehe. Ya gak gitu dong mainnya. 

Dulu selama mengerjakan apapun yang sifatnya pribadi baik paper ataupun skripsi aku tidak akan mengumbar-umbar diriku berprogres sampai mana, sebab aku mengerti ditanya balik hal yang sama kadang-kadang jadi menjengkelkan. Helllooooo... beneran tidak semenyenangkan itu. Kalau memang lawan bicaramu tidak seterbuka itu jangan memulai untuk membicarakan topik sensitif yang kalian sama-sama tahu rasanya, dan harus diingat gak semua menjalaninya dengan manis sebab tiap jalan pasti ada kerikil, pasir, dan batunya ditambah kadang ada ombak,petir, badai : tambahin aja pokoknya yang seram-seram. Ya tapi gak semenyeramkan itu juga kok, yang seram cuma corona dan congorna kalau kata Elda. Kok sampai Elda sih? -.- 

NB: Ada yang berhasil ansos nih. Patut diapresiasi, sebab ansosnya menjauhkan diri dari kebodohan diperbudak alat telekomunikasi macam gawai yang katanya pandai tapi bikin penurunan proses kreatif. Eits, tapi proses kreatifnya tetap didukung dengan hal-hal demikian kok, cuma tidak atau lebih dari jarang membuka sosial media atau istilah kerennya ada barrier yang harus dijaga agar tidak terjebak anxiety. Wkwk kok ya balik ke pasal 1.