Opini : How You Like That

Asyik-asyik Blackpink comeback! Wkwk cover kurang dari 24 jam setelah mv rilis nih. Niat sih. Apik sih konsepnya, Bang Teddy cs mantep banget compose musiknya. Euw! Instrumennya mantep! Konsepnya juga bagus ih, meski aku ngerasa agak aneh denger a whole music buat pertama kali. Tapi kok lama-lama jadi enak sih? Apa gara-gara didengerin terus ya? Hadehhh... Ya udah sih yang penting happy, Shan! 

Btw, happy pride month to my beloved friends. Mari merayakan dengan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan di keadaan yang serba salah ini ya. Love you all 💞

Ini cover pendek yaaaa... Seperti biasa aku bilang maaf dulu atas polusi suaraku. Kabar kalian baik-baik saja kan? Kalau gak baik, semoga terhibur ya... 

(b a c o t)

 

Woy! Aku baru saja nonton youtubenya Gitasav, buruan nonton juga. Bagus beropininya judulnya : boundaries. Asyik, kan?. 

Terus apa yang kamu pelajari Shan dari kata Mbak Gitasav?. Ah ya, yang paling aku ingat dari 8 menit berharga darinya adalah "kebahagiaan dan ketersinggungan seseorang bukan tanggung jawab kita". Yaps! Selama kita yang notabenenya sudah menerapkan batas-batas pada diri kita sendiri dengan cara yang baik nan sopan, kalau ada orang yang tersinggung dengan apa yang kita yakini sebagai batas itu kita tak perlu repot 'gak enak' atau gak enakan dengan orang itu. Kebahagiaan kita, tanggung jawab kita jadi pun gak perlu merasa 'tidak enak' itu kalau sudah lewat batas yang kamu buat. (Ehm hayo siapa yang masih gini?|ngaca) 

Di perkenalan tentang batas ini mengutip dari buku, Gitasav bilang kalau sebenarnya batas ini diibaratkan sebagai rumah. Ada pagar, pintu, dan ruang-ruang lain. Ada orang yang boleh bertamu hanya sampai dengan batas pagar, ada yang boleh sampai depan pintu, ada juga yang boleh duduk di ruang tamu. Batas yang dimaksud Gitasav di sini kuamini sebagai praktik kita memerlakukan seseorang dengan batas yang kita buat. 

Satu lagi yang kuingat dan mungkin saja kulupa berkaitan dengan praktik memerlakukan orang lain itu. Makanya harus kutulis hehe. "Orang-orang sering kali menganggap orang lain teman hanya karena mereka baik" (Gitasav, 2020 via youtube). Kalimat yang menohok, sebab bagiku, berteman tak pernah ada karena hal-hal baik saja sejak kukenal namanya singgungan dengan orang lain. Untungnya aku berpikir begitu dan untungnya orang-orang yang kuanggap teman ini adalah orang yang paham cara menempatkan batas antara aku dan mereka dalam tipe batas emosional, fisik, psikis, sampai pikiran. Kalaupun mereka tidak berkenan atau aku yang demikian biasanya akan aku tinggalkan setelah mencoba untuk membujuknya bertahan dengan menjelaskan : tentu saja dengan cara baik nan sopan. Di luar itu, berarti aku benar-benar tidak berkenan dengan orang tersebut. 

Perkara batas ini sebenarnya juga ingin sekali ku lakukan di blog. Tapi sepertinya belum ada tools yang mendukung untuk membuat batas-batas tertentu seperti di media sosial lain. Menulis yang bagiku pelarian terus terang jadi kehilangan arah karena belum ada tools yang aku inginkan. Ke depannya setelah aku pun yang masih belajar membuat batas untuk diriku dilakukan sesuai dengan keadaanku, semoga blogger juga menyesuaikan. Eh! Mungkin sebenarnya blog adalah platform paling bebas untuk publik di dunia maya sehingga batasnya adalah kemayaan itu sendiri. Hahaha gitu kali ya!. (Hayo Shan, jangan ngomong langsung ke kesimpulan). 

Hubungannya judul sama 'boundaries' adalah kuyakin yang menciptakan lirik lagu Blackpink yang ini baru saja sedang tahu kalau dia dimanfaatkan. Darimana dia tahu? Ya semenjak dia pandai membaca suasana yang terjadi dan seiring itu pun memahami adanya batas pada dirinya yang dilanggar oleh orang yang memanfaatkan. Dia belajar dari pengalaman. 

#astaga hari ini Malam Minggu. Hilih biasanya juga gak kepikiran ae lo. Preketek kamu Shan. Hhhhhh (kepikiran apa nih?)

#How You Like That ini macem legitimasi BP dia bakal membangkitkan YG yang lagi terpuruk?. Weee netizen diharapkan budiman. Gak boleh ngaco. Hayo pikirannya dikontrol. 

#Malam ini gak hiatus dulu. Yeay!