Kamu, Berapa Halaman?

Menurut judul di atas tulisan ini akan mengacu pada ........... 

Ya, kinerja kami selama UAS, tugas mingguan, dll. Eh, atau kinerjaku saja ya? Sebab mereka masih memikirkan halaman sedangkan aku menanyakan mengapa mereka menanyakan halaman?

Jujur, aku terkadang tidak paham dengan batas, terlebih jumlah kata atau halaman untuk pengerjaan paper atau take home. Ketidakpahamanku ini bermula ketika memang tidak ada batas langsung ditetapkan oleh dosen yang bersangkutan mengapa harus diterapkan jumlah kata atau halaman kemudian ada seorang teman atau beberapa malah yang menanyakan di sela-sela sedang asyik bermain kata,"kamu berapa halaman?". Tidak hanya lewat chat bahkan saat ketemu hanya dengan berpapasan. Oh, Tuhan! Inikah namanya ketidakpercayaan? Atau apa? Kenapa semua pertanyaannya sama? Sepenting itukah halaman? 

Kalau misalkan ia yang 20 halaman tapi tidak melakukan banyak usaha dibandingkan dengan ia yang lain mengerjakan 10 halaman siang dan malam, akankah ini berlaku pada mereka yang masih menanyakan halaman? Aku menduga ia yang bertanya sedang harap-harap cemas atau bahkan bermaksud menikam dari belakang atas nama ketidakpuasan. Ah, sudah begitulah sifat manusia. Nafsunya besar, pikiran ke depannya dangkal // kaca.   

Masih tentang halaman, aku akan berterus terang. Aku tidak suka diberi pertanyaan seperti itu. Alasannya tak lain tak bukan karena aku merasa ada hal-hal remeh yang tak terjabarkan pada hasil kerja kerasku bahkan kalian yang sedang bertanya. Tidakkah kalian yang bertanya demikian merasa tidak percaya diri sama halnya saat kalian belum menemukan atas berbagai konflik sosial pada diri kalian sendiri? Sebab itu yang kurasakan 😑 bagai belum dapat menerima kenyataan aku harus menghadapinya ada kejadian lagi yang mengintimidasi. Jadi, jika saja ada yang menanyaiku hal yang sama, aku tidak akan menolak untuk menjawab. Kemudian tanpa bermaksud balas dendam atau pencapaian standar, aku akan tetap menanyakan balik " kamu juga berapa halaman? " bukankah yang demikian hal yang diharapkan? Semoga.