Berkebun: Air Hujan

Baru ku sadari kalau air hujan gak begitu bagus efeknya bagi perkembangan tumbuhanku. Tadi pagi aku patroli banyak sekali hama termasuk laba-laba, ulat, cabuk, anakan nyamuk. Haduhh... Mana obat hamanya abis, semprotannya tidak sengaja dirusakin ponakan yang belum bisa benar melakukan penyemprotan. 

Dua hari ini cerah meski menjelang shubuh jadi tetap dingin. Karena hal tersebut maka ku putuskan buat menyiram gizi tanamanku dengan bahan seadanya. Campuran gula merah dan garam lalu kasih air tanah. Belum bisa kuucap berhasil, tapi semoga yang menguning dan sudah kupruning segera hijau kembali, yang layu hampir mati kehujanan terus bisa segar kembali, dan semoga cahaya matahari yang kita dapat hari ini membawa manfaat bagi kalian, tanaman-tanamanku :') 

Aku lupa, kalau sebagai perenungan hujan ini memang jagonya membuat orang terlena membuat segala yang tak tampak jadi makin tak tampak dan jauh. Contoh nyatanya karena terlarut asyik hujan membasahi tanamanku aku lupa bahwa hujan sifatnya asam dan tidak cukup baik bagi beberapa tanaman. Beruntungnya aku, masih bisa menilik kalian satu-satu hari ini, meski lupa tapi aku membiasakan buat mengingat dan menyembuhkan kalian sebisa mungkin. Hehehe... 

Tinggal lobak ini yang mau berjuang wkwkwk

Pokcoy dan sawi yang masih kena sinar karena kupindah tempat

Seledri yang baru saja kupindahmediakan dan jadi lemes gitu abis kena hujan. Sedih :( 

Telangku jadi menguning dong daunnya. Tadi pagi tak temuin juga banyak laba-laba. Aku sudah beberapa kali seduh dan masih mengeringkan sih. Masih ada juga stok buat aku sendiri. Tapi yang terpenting pohon penghasil bunganya kenapa berubah? Huhuhu... 
(Budidaya telang ini banyak manfaatnya, selain dari segi ekonomi yang bisa dibilang cukup menggiurkan dari segi kesehatan juga sama menggiurkannya hh) 

Di antara selada dan kailan 


Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��