Bekerja: Pialang Oh Pialang

Pi.a.lang - n perantara dalam kegiatan jual beli; makelar

Aku semangat sekali waktu itu, tanpa memberi tahu siapapun aku dapat email untuk wawancara di sebuah perusahaan pialang. Tak perlu tebak waktu, tentu saja aku yang kurang paham itu ada di masa awal menjadi pencari kerja. Masa-masa sulit membedakan informasi yang betul dan tidak sebab dibutakan untuk cepat bekerja. Yah, begitulah seorang fresh graduate pencari kerja dalam setiap angannya. Kembali pada saat itu, aku sekira 2 kali datang untuk melakukan proses rekrutmen di perusahaan tersebut. 
Awalnya, aku melamar lewat indeed (aplikasi pencarian kerja yang efektif menurutku, selain jobstreet dalam pencarian pekerjaan terdekat di daerahmu). Tidak memerlukan waktu yang lama dari aku melamar lewat aplikasi tersebut, ternyata ada email pemberitahuan bahwa ada tes psikotes di PT tersebut. Tentu saja aku hanya memberi tahu pada Papa-Mamaku kalau hari dan waktu itu aku harus ke Surabaya di Gedung Sinarmas Land untuk melakukan itu. Aku diantar Papa untuk ke sana naik motor, karena waktu itu memang aku merasa jetlag pergi-pergi di Jawa Timur karena merasa nyaman di Jogja (sad but true). Itu psikotes kerja pertamaku yang lumayan menguras waktu dan kalau ingatanku memang baik, tes pertama itu ku jalani berbarengan dengan Sea Games 2018 di Indonesia sedang berlangsung, dan yang paling kuingat saat tes berlangsung adalah tiba-tiba terjeda dengan lagu "yo yo ayo yo ayo yo yo ayo". Ada sih, ilmu yang kudapat dari psikotes hari itu. Contohnya aku jadi mengenal beberapa tipe orang berdasarkan tes yang telah ku lakukan itu. Hari itu diakhiri dengan pernyataan dari trainer "yang lolos akan dihubungi lewat sms". Oh ya, trainer cowok yang menggiring opini untuk bekerja di perusahaan itu benar-benar cerdik. Kata-katanya persis coklat manis yang leleh di mulut. Terlumat habis oleh kaum-kaum awam sepertiku waktu itu. Ia jago menggunakan kalimat persuasif tanpa menjatuhkan banyak pihak. 

Belum juga sampai di rumah, ada sms yang masuk mengabari aku buat datang lagi minggu depan untuk tes lanjutan. Tentu saja aku senang. Itu pertanda baik, pikirku. Tapi aku sudah mulai merasa tidak wajar ketika orang-orang yang mendaftar tadi seperti memiliki channel masing-masing, ketika sebelum masuk ruangan psikotes harus menemui Bapak/Ibu yang disebutkan untuk wawancara terlebih dahulu sedangkan aku tidak demikian. Semenjak itu, aku overthinking sepanjang perjalanan pulang. 

Aku lupa detail pada minggu depan yang kumaksud sebagai proses rekrutmen kedua ini. Aku cuma ingat, kalau sebetulnya kita nanti diharuskan mencari pelanggan. Oh ya, pada pertemuan pertama waktu itu trainer yang kumaksud menekankan sekali mengenai cara menggapai sukses, as long as I heared yang dengan cara dia dengan masuk ke perusahaan pialang ini. Aku hari itu bahkan lebih curga dengan orang-orang yang datang. Katanya ada pengurangan dan seleksi alam, nyatanya orang-orang yang hadir bertambah banyak dan aku melihat banyak orang baru yang hadir waktu itu. Karena hati dan pikiranku sudah merasa tidak enak dan tidak baik-baik saja, maka aku memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi pergi PP ke Surabaya dari Mojokerto buat menjalani proses rekrutmen yang kalau dipikir-pikir menguras pikiran, uang, dan tenaga juga, wkwk. Iya, sebetulnya aku mendapatkan sms lagi setelah pulang dari pertemuan kedua itu untuk datang dan mulai bekerja. Tapi aku tidak datang. Apakah aku beruntung tidak datang? Belum tentu juga. 

Perusahaan pialang ini banyak macamnya, tapi ada 1 perusahaan yang tak henti-hentinya berinovasi hampir tiap hari membuat iklan lowongan. Tapi ya itu, dia perusahaan pialang. Perusahaan yang dihindari banyak pencari kerja karena tujuannya adalah mencari pelanggan walaupun kita mendaftar di bagian administrasi bukan sales. Selain itu perusahaan pialang ini terlanjur distrereotipkan oleh para pencari kerja sebagai pekerjaan yang buruk. Mengapa demikian? karena perusahaan ini sering kali dianggap tidak masuk akal dalam pencapaian targetnya begitupun dengan gaji yang akan didapatkan. Apabila memang berhasil melewati proses rekrutmen dan menjadi bagian dari perusahaan tersebut ada kewajiban untuk mencari 'orang-orag berduit yang mau uangnya dikelola oleh perusahaan tersebut'. 

Menurut KBBI daring yang ku sebutkan di atas, penjelasan pialang sebagai perantara memang betul. Tak ada salahnya diaplikasikan pada perusahaan yang memang sebagai perantara untuk melakukan jual-beli suatu komoditi. Tapi, pialang ini sekali lagi belum populer dan masih banyak celahnya untuk diterapkan dalam masyarakat Indonesia yang belum sepenuhnya berpikir terbuka tentang perdagangan macam ini. Target capaian yang terlalu tinggi, biaya hidup selama dalam masa training di sana pun tidak dipikirkan dengan matang oleh perusahaan ini. Seolah-olah hanya mencari keuntungan bagi perusahaan membuat pekerja menjadi berpikir bahwa mereka bekerja tanpa memedulikan diri sendiri yang memang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya selain pengalaman berdagang menggunakan sistem yang dipelajari dari perusahaan pialang. 

Sempat ku perhatikan dari obrolan dengan Papaku di atas motor waktu itu saat pulang setelah pertemuan kedua "Ada yang kerja di situ 3 bulan digaji cuma 1jt". Membuatku bertambah mantap untuk tidak datang dan membuatku mantap untuk tidak coba-coba berpikir setiap ada lowongan harus melamar. Betul-betul di situ aku sadar gunanya mencari lebih jauh, riset yang mendalam, tidak ceroboh dalam mengambil sikap. 

Aku tidak kesal dengan perusahaan pialang ini dengan sistem kerjanya yang demikian, toh bagi orang yang terlanjur sayang dengan perusahaan pialang dan dunia perdagangan di pasar yang tak terlihat nyata itu ada banyak manfaat dan keuntungan yang mereka dapatkan. Lalu ada apa dengan perpialangan ini yang membuatku sedikit membuncah sehingga mau memosting tulisan ini? 

Jawabannya karena betul-betul masih banyak para pencari kerja yang sepolos aku waktu itu. Mau bekerja tapi tidak selektif dan memahami betul. Aku jadi cemas juga ketika banyak pencari kerja yang bertanya dalam grup lowongan "ini pialang, bukan?", dan pertanyaan demikian hampir tiap hari bertebaran. Memastikan para pencari kerja merasa tidak tertipu, karena kembali lagi bahwa perusahaan pialang ini seperti berlomba-lomba menggaet karyawan dengan posting iklan yang bertebaran dengan berbagai macam bentuk poster dan nama perusahaan yang diganti namun beralamatkan di tempat yang sama. Atau bahkan terakhir kulihat ada desain poster yang hanya menghapus nama sebuah perusahaan dan menggantinya dengan perusahaan pialang tersebut. Cirinya juga, mereka selalu membuka beberapa posisi dalam satu kali poster tayang. Atau kalau duplikat dari poster perusahaan lain mereka menggunakan posisi yang sama. Cerdik, bukan?. 

Jujur, aku pun menghindari perusahaan seperti ini. Cerdik mereka bagiku tricky hanya mencoba memanfaatkan kelemahan orang lain. Sekali lagi ini adalah opiniku yang boleh disanggah siapapun. Dengan demikian ujarku bukan berarti tidak ada perusahaan pialang yang tidak baik. Ada yang demikian, tapi belum ditemukan. 

Ini contoh lowongan yang hanya mengganti isi poster dari perusahaan lain. Aku tahu dong, ini sebetulnya poster posisi Account Officer sebuah perusahaan BUMN yang memang sedang mencari pegawai pada waktu-waktu ini. Kalau perusahaan BUMNnya sendiri punya web karir, jadi perekrutan terpusat. Hati-hati woi. 

Begini bentuk poster lowongan yang bertebaran hampir tiap hari di IG, WA, maupun Telegram yang isinya memang berbagi lowongan. Gak masalah lo ikut bekerja di perusahaan ini ya, kembali lagi ke diri masing-masing asal sejahtera hidupnya. 

Embel-embel Cor ini buat apa? Sedangkan sebetulnya tidak demikian. Huft, membuat salah dan gagal paham saja. 

Kadang pun cara kirim lamarannya lewatemail, kadang japri, kadang yahhhh namanya juga kadang-kadang.

Ingat-ingat namanya aja kalau memang tidak mau terjebak dengan tipu daya perusahaan pialang. 

Bisa jadi orang-orang yang hari pertama melakuakn wawancara waktu itu karena ada narahubung yang dihubungi semacam narahubung yang tertera di poster tersebut. 

Gak ada yang salah memang dengan penampilan poster dan isinya. Tapi poster lowongan yang menimbulkan pertanyaan 'perusahaan apa ini?' tanpa mencantumkan nama perusahaan, dan membuat calon pelamar harus menghubungi nomor yang tertera bisa  patut dicurigai. Mungkin saja dengan waktu yang singkat calon pelamar itu diundang untuk interview. 

Wow, yang tak berpengalaman boeh melamar lo. Betapa menggiurkannya lowongan dengan kualifikasi seperti ini. 

Ini sih terang-terangan singkatan dari sebuah nama perusahaan yang terkenal dihindari oleh para pelamar. 

Apa kataku? Kalau tempat tes tentu tidak pindah. 

Desain poster yang eye-catching euy, tapi kok gedung Praxis. Ada apa nih? :))

Kayak pernah kenal gak sih nama perusahaannya? hhhh.. 


Itu poster-poster yang bisaku dapatkan dalam minggu ini, membuatku pusing mereka terlalu cerdik dan kita yang sering kali mudah terhasut jadi takut-takut gemas ingin sekali 'mute' poster yang bernada demikian. Tapi bila disadari.... yah, inilah suka-duka mencari kerja.  



Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��