Resensi Buku: Sujiwo Tejo - Tali Jiwo

Buku ini merupakan kumpulan cerpen. Sepertinya memang bergenre romantis karena mengisahkan mengenai Sastro-Jendro tiap ceritanya dan tentunya diringi tembang #Talijiwo. Tapi kalau dikulik lagi, keromantisan ini menjelma masalah politik, identitas, sosial, dan budaya. 



Misalnya saja dalam cerita "Seraibu" Sujiwo Tejo mengatakan dalam #Talijiwo "Ooo, keganjilan ini, Kekasih, aneh sekali .... Aneh sekali bilangan ganjil. Dibilang genap tak kau tangisi, diganjal tawa masih kuburan..."(Tejo, 2019:19). Kata kekasih dibawa-bawa padahal sebenarnya tidak ada urusannya dengan main sayang-sayangan sama sekali. Cerpen ini menceritakan seorang dosen yang mengajar di kelas. Dosen perempuan ini melucu di dalam kelas tentang persatuan dan perceraian yang dalam hal ini merupakan realita hidup bangsa Indonesia. Tiba-tiba ada mahasiswa yang baru memasuki kelas 5 menit sebelum kelas usai. Tiba-tiba masuk, tak tahu diri, dan langsung duduk tanpa menggubris. Dosen pun tetap melanjutkan kelas yang kurang 5 menit itu kembali bicara masalah perbedaan yakni tentang kata "Seraibu" yang berarti terserah ibu dalam penggunaan orang-orang Medan, namun disalahartikan "Seribu" oleh orang Surabaya. Sebuah sarkas pada mahasiswa yang tertidur untuk menghargai perbedaan dan menggunakan hati nurani dalam bertingkah laku.  
Menurutku, talijiwo di sini dimaksudkan pada keadaan yang sudah kebal. Seperti bilangan ganjil yang memang dinamakan ganjil lantas tidak bisa menjadi genap. 

Buku setebal 176 halaman ini terdiri dari 36 judul cerpen dikemas dalam 5 bab berbeda. Dalam keseluruhan cerpen tersebut memiliki makna tersirat yang khas dari Sujiwo Tejo. Bagi kalian yang memiliki ketertarikan dalam dunia sastra, buku ini bisa jadi bacaan yang direkomendasikan. Selamat membaca!.



Daftar Pustaka: 
Tejo, Sujiwo. 2019. Talijiwo. Yogyakarta: Bentang. (Cetakan 7)

I

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��