Resensi Buku : Oka Rusmini - Men Coblong

Teka-teki dalam buku ini yang masih belum terjawab dalam pikiranku adalah siapa sebenarnya teman yang selalu mendampingi tiap percakapan Men Coblong dalam tiap judul? Aku memiliki jawaban sendiri tentang versiku. Bahwa sebenarnya Men Coblong melakukan percakapan dengan pikiran Men Coblong sendiri sama ketika kita berdiskusi dengan pikiran kita sendiri. Oka Rusmini membawakan cerita non-fiksi ini seolah dalam dunia Men Coblong memang ada orang yang diajak bicara. 
Aku sangat suka dengan cerita "Suap" dalam bab ini. Realitanya, negara kita Indonesia tercinta ini tidak 100% bebas dari kata tersebut. Bahkan, di sektor pekerjaan terbawah semacam tukang dan kuli kalau tidak suap-suapan, terancam sudah tidak bisa makan (ini menurut pengalamanku selama di proyek). Ups namanya bukan suap sekarang dikenal dengan 'gratifikasi'. Halah, tapi sama saja intinya tidak ada yang benar-benar bersih pasti ada maksud tersembunyi. Bahkan Marcell Maus dalam bukunya The Gift mengatakan bahwa 'setiap pemberian itu adalah racun' dibuktikan dalam bab 'suap' dalam buku ini. 



Membaca buku ini akan membuat kita jiper tahu betapa memang kondisi negara ini lagi carut-marut. Kebijakan tak pernah berujung bijak bahkan dirasa begitu dari dulu hingga sekarang. Cerita-cerita Men Coblong masih relevan. Jeritan hati seorang ibu tentang pendidikan anak-anaknya, jeritan ibu rumah tangga mengenai harga bahan makanan yang terus mengalami lonjakan, hingga jeritannya sebagai perempuan melihat kemacetan yang merepotkan dan yang tak boleh ketinggalan jeritan warga negara menuntut keadilan yang harusnya tidak dimiliki oleh pihak yang berwenang saja. 
Men Coblong adalah gambaran komplit dari sosok manusia yang memilih untuk tidak hanya membual tapi harus dilakukan, sedikit demi sedikit melalui wacana seperti dirinya yang seorang ibu rumah tangga merangkap jurnalis. Men Coblong membuatku melihat banyak kekurangan dalam diriku dalam mengambil langkah untuk berpikir ke depan. 

Beberapa kesalahan ketik ditemukan di beberapa sub judul dalam buku ini, meski agak mengganggu tapi tidak mengubah esensi dari cerita. Sungguh buku ini mujarab untuk menyembuhkan luka akibat tidak diperhatikan haknya oleh pemerintah. Buku ini seperti mengutarakan isi hatiku, membuatku membuncah setiap kali merasa isinya benar. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��