Dunia Harus Tahu: Cemas-Cemas Corona

Pembaca dilarang cemas, pembaca diharuskan aktif untuk membaca semua berita yang ditawarkan laman atau media sampai akhir. Lalu, jangan lupa tetap skeptis, menimbang kebenaran akan berita tersebut dengan metode komparasi dengan terbitan yang telah terverifikasi. 


Begitu kira-kira hal yang pertama kali kulakukan mendengar adanya virus mematikan yang penyebarannya cukup signifikan dari hari ke hari ini: membaca. Mengetahui banyak tentang penularan, hidup dan berkembangnya virus, cara bertahan hidup virus tersebut dalam tubuh manusia, pencegahan agar tidak terjangkit, pokoknya berita aktual tentang COVID-19 yang menyesakkan banyak pihak ini semampuku kubaca. Kalau sudah spaneng dan mulai cemas gak karuan baru ku alihkan ke Drama Korea atau music show K-Pop.


Kuyakin teman, saudara, dan kerabatku pun sudah banyak tahu tentang virus ini. Tapi bagiku gak ada slaahnya bisa berbagi informasi yang sifatnya baik kepada khalayak. Untuk pertolongan pertama literasi pada virus ini bisa dilihat di laman WHO . Sudah pada tahu kan kalau WHO adalah organisasi kesehatan dunia yang tentunya bakal update masalah virus ini ya memang sih gak cuma virus COVID-19 aja, cuma kan sekarang yang sedang perlu diwaspadai adalah virus ini. Artikel-artikel lain dari WHO seperti KlikKlik 2 dari WHO ini memberikan pengertian dasar tentang virus COVID-19. Bisa dibaca ulang kali kalau misal memang belum nyambung di pikiran, ya. Ehe. 

Terus main sosial media juga penting sih. Kenapa? karena sosial media kadang memberikan gambaran berita terupdate juga, eitss tapi lagi-lagi harus dikonfirmasi ya kebenarannya. Takutnya malah berita dari buzzer gak jelas jluntrungnya malah ada keberpihakan (duh, kepentingan politik lagi jadinya). Twitter salah satu media sosial yang pemberitaannya cukup akurat. Beberapa thread dari tenaga medis, pasien yang pernah terjangkit (ini kayak cerita kata ini kata itu yang digabungin gitu), masyarakat yang pernah ikut tes kejangkit virus atau nggak, perkembangan virus dan antivirusnya, atau kejadian-kejadian menarik yang telah dan mungkin akan terjadi karena COVID-19 ini. Lengkap sih twitter, cuma balik lagi nih media sosial apapun dalam penggunaannya tetap harus hati-hati.

Beberapa daerah udah lockdown dan memberlakukan social distancing sejak Senin (16/03/2020). Kedua hal ini sangat butuh diperhatikan karena dengan disiplinnya kita mematuhi perintah yang ada maka rantai virus yang kemungkinan besar berkembang cukup pesat dapat dimatikan. Tidak boleh sembrono dan merasa sok jagoan karena mungkin belum ada suatu kondisi KLB (Kejadian Luar Biasa) di suatu daerah dan tidak menghiraukan himbauan dari pemerintah. Heu, kesalnya di Indonesia gini sih. Tindakan preventif (pencegahan) itu malah bukan jadi acuan, malah sukanya dihubung-hubungkan dengan masalah yang gak ada kaitannya. 

Kedua tindakan preventif di atas sih memang baru di telinga masyarakat Indonesia yang majemuk ini. Beda halnya dengan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan masker sebagai etika dalam berhubungan dengan orang lain demi kebersihan diri dan lingkungan kita. 

Mencuci tangan dengan sabun (yang sesuai standar ya, entah yang 20 detik, 6 langkah, atau yang mana saja yang penting semua lapisan kulit tangan tertutup dengan sabun) sebenarya sudah lama menjadi tindakan preventif untuk mencegah adanya penyakit yang kemungkinan ditularkan dari tangan manusia. Mengapa tangan? Karena tangan adalah alat gerak yang paling sering digunakan manusia untuk melakukan sesuatu. Istilah lainnya, tangan inilah yang membantu manusia untuk berproses dalam kehidupan. Betul, kan?. Lah ya, dari puskesmas juga sudah banyak poster yang ditempel, bahkan puskesmas sekarang juga menyediakan hand sanitizer di depan ruang dokter. Ada lagi yang dilakukan teman-teman KKN (kuliah Kerja Nyata) untuk masyarakat Indonesia di desa terpencil. Mereka (termasuk tim KKN JTG - 96 kemarin) mengedukasi melalui PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang programnya salah satunya adalah cara cuci tangan yang benar. Di beberapa Posyandu juga diberi sosialisasi oleh pendamping agar ibu-ibu yang memiliki Balita mengajarkan anak mereka mencuci tangan yang benar. Dari sini sebenarnya kita tahu, Indonesia ini setidaknya sudah melakukan tindakan preventif dari sosialisasi, namun penerapan di kehidupan sehari-hari sering kali disampingkan. 

Kalau masker sendiri sih menurutku orang-orang pada ngerti selain menghindari debu jalanan yang jahat, juga sebagai bentuk perlindungan diri terhadap virus yang memungkinkan seseorang baik dirinya maupun di luar orang tersebut tertular atau ditularkan. Ada lagi sih fungsinya yang bagi sebagian besar orang mungkin gak pernah ngalamin yaitu menutup bibir yang bengkak karena biduran (hehe aku pernah ngalami sih). Terus dengan adanya pandemi COVID-19 ini tiba-tiba masyarakat jadi panik, gak tahu kenapa masker harganya jadi naik. Bukan gitu. Jatuhnya adalah karena masker tiba-tiba jadi kebutuhan sekunder macam smartphone di saat ini, produsen-produsen nakal jadi tergiur untuk menjualnya dengan harga yang berkali-kali lipat dari harga biasanya. Ini jahat sih menurutku. Stok masker dan kebutuhan pokok  juga jadi habis karena masyarakat kena panic buying, duh kan!. 

Sudah, setelah ini aku tidak mau merasa marah pada negara dan rakyat Indonesia yang termasuk saya. Setelah ini akan kubagi beberapa kegiatan berguna pengisi waktu isolasi diri di rumah atau gerakan #stayathome #WFH #workfromhome dalam upaya memutus rantai penularan COVID-19. Kalau ngomongin isolasi diri jadi ingat cerita Tangled sebenarnya. Iya, gak sih?.

1. Membaca buku, koran, majalah, atau apapun yang dinggap tidak membosankan. 
2. Menulis puisi - hufft barang kali sedang jadi tukang baper karena doi sering banget ngasih sinyal tapi gak jadian, nulis cerpen, nulis opini, bahkan nulis status yang positif bisa membuatmu positif selama isolasi diri. 
3. Surfen am internet - yupskiiii... menjelajah isi internet yang sama luasnya kayak dunia ini : huhu sebenarnya gak ada habisnya. Misal sekarang kamu ingin tahu tentang corona, bisa langsung ke mesin penelusuran macam Gugel atau Yahu pasti nemu dalam waktu sekejap, terus kalau bosan bisa pindah keingintahuan dong misal ingin tahu islam lebih jauh ya buka hal-hal berbau keislaman yang kalian ingin pelajari. 
4. Nonton! Gak perlu di bioskop dan kumpul sama strangers, sekarang banyak tontonan yang bagus kok di banyak platform macam utub, viyu, netfliks, ifliks, dsb. 
5. Doing some 'Do It Yourself" craft! Hal ini akan asyik dilakukan dengan anak-anak, sepupu atau saudara mungkin gak cuma kerajinan ya, bisa jadi kita buat board game sendiri selama di rumah. 
6. Main sama keluarga macam monopoli, ular tangga, bekelan/pit-pitan. Selain mengasah kemampuan berpikir juga jadi inget masa kecil nih. 
7. Gaming by phone. Kalau yang hobinya ini sudah pasti senang sih ada himbauan belajar dari rumah, kerja dari rumah, ibadah di rumah. 
8. Bersih-bersih rumah. (my favoritoo healing time, ehe).
9. Covering some music, songs, etc. Kalau biasanya jadi gak punya waktu buat melakukan, sekarang dikasih waktu yang lumayan panjang lo buat melaksanakan kata-kata yang cuma terucap dulu ketika sibuk. 
10. Walau sama-sama mengisolasi diri dan social distancing tetao jangan lupa tegur sapa dengan orang-orang rumah, sharing masalahmu, mencoba menjadi teman dengar orang-orang terdekatmu.  
11. Kalau memang bosan karena tidak ada lawan bicara selain orang rumah: Video Call is the answer, yorobun. Ya kali ada kecanggihan teknologi gak digunakan sepositif-positifnya. 
12. Rebahan kali yak. wkwkwk 
13. Workout, oy. Tapi tetap ya, sebisa mungkin dilakukan di rumah aja, menghindari kerumunan dan keramaian.
14. Mencoba menu masakan baru yang gak pernah dimasak di rumah. Dengan catatan harus ada bahannya, ya. Hehe...
15. Main sama hewan piaraan bisa jadi opsi. Itupun kalau kalian punya ya. 


Pada akhirnya, kudoakan bagi keselamatan kita menghadapi COVID-19 yang jadi keresahan semua lapisan masyarakat ini, jaga kesehatan, cemaslah sewajarnya. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��