(Resume) Gender, Representation, Experience: The Case of Village Performers in Java - Felicia Hughes

Ide masyarakat etnis Jawa memperlakukan perempuan sebagai ‘kanca wingking’ atau teman di belakang merupakan isu yang diangkat dalam melihat isu gender yang ada pada penari ledek. Kemunculan pengkategorian perempuan pada masyarakat Jawa, memunculkan  pula ide-ide terkait dengan gerakan feminis yang menyerukan kesetaraan gender yang diserukan oleh orang-orang dari kalangan atas. Ledek yang merupakan bagian dari seni pertunjukan merupakan representasi wanita yang ada di belakang atau bahkan dapat dikatakan sebagai terbelakang dengan memposisikannya sama seperti pekerjaan yang wanita manapun dapat melakukannya tanpa keahlian khusus. Kemudian di sini Hughes tertarik untuk memecah isu gender pada ledek, yang sebelumnya telah banyak ditemukan pula kemunculan isu gender pada media lain seperti iklan.
            Sebelum zama kemerdekaan, terdapat beberapa tarian atau seni pertunjukan yang dulunya dapat dikenakan atau dipertunjukkan oleh perempuan dan laki-laki, namun setelah kemerdekaan menjadi tidak lagi dapat ditarikan keduanya. Contohnya ialah ledhek sendiri, gambyong, dan beberapa lainnya. Berangkat dari pembedaan  antara gerakan perempuan dalam tari gaya Surakarta dan Yogyakarta, menegaskan bahwa beberapa tarian memiliki aliran sendiri dalam penentuan tipe ideal perempuan. Ledhek sebagai tarian yang terdapat di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah, merupakan transformasi tari yang merepresentasikan pertentangan pada masa orde baru dimana nilai-nilai yang terkandung dalam tarian tidaklah sesuai dengan nilai-nilai sebagai kodrat wanita sehingga terjadi kesalahan interpretasi yang terjadi pada tarian ini sebagai tarian komunis yang harus dibasmi pada masa tersebut.
            Dalam praktiknya, ledhek memang dilakukan oleh para perempuan namun tidak dapat dipisahkan pula bahwa kekuasaan lelaki atas perempuan, maskulinitas, atau sebagai status kompetisi laki-laki. Ada risiko untuk terjadi disintegrasi dalam permainan ledhek yang mana merupakan pertunjukan atau penampilan para lelaki dalam menerima tawaran yang terbatas oleh ledhek untuk ikut berkompetisi antar lelaki dan hal inilah yang kemudian menyampaikan arti lain bahwa lelaki dalam ledhek menampilkan tingkah laku yang buruk. Untuk  pemahaman lebih mendalam dalam pengaplikasian isu gender dalam dunia tari atau pertunjukan ialah dengan melihat melalui politik gender dan politik budaya atau melihat keduanya sebagai fenomena yang saling silang dan memengaruhi.

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��