Fandom: We Go Up

NCT Dream comeback! 'We Go Up' jadi title track buat mini album mereka. Noona ikut bangga, adik-adik yang cakep ini menulis lirik beberapa lagu yang ada di album tersebut. Terutama buat lagu 'Dear Dream' yang ditujukan buat Mark Lee yang akan segera graduate dari Dream. Sedih sih bakal gak ada Mark lagi, ya tapi Mark kan masih tetap NCT. ehe~~

Selamat tanggal Sepuluh bulan September:
Selamat Hari Pencegahan Bunuh Diri
#ya maaf telat


Inti dari tulisan ini bukan tentang album siapa-siapa, aku hanya meminjam istilah untuk meluruskan niat menulis yang tak kunjung kulakukan. Mari kita mulai tulisan ini dengan 'tembang macapat'. Mengapa? Mari kujelaskan dengan scrolling layar ke atas ya....

Kelas 3 SD dulu aku diajarkan bernyanyi tembang macapat 'Pucung'. Nadanya dan liriknya masih kuingat sampai sekarang sayangnya, sampai sekarang aku belum mencari tahu makna dari pucung yang dulu sering kudendangkan juga waktu main 'jamuran'. Kemudian karena semakin hari hidup semakin berkembang maka secara sengaja aku dipertemukan dengan bab 'tembang macapat' di mata pelajaran Bahasa Jawa waktu kelas 8 SMP. Tembang macapat yang dipelajari saat itu berupa cara membuat tembang. Perlu diketahui ya, macapat ini ada 11 macam yang tiap jenisnya punya makna dan aturan sendiri untuk membuatnya. Kalau tidak salah,waktu itu aku hanya bisa membuat satu macam dan itu sudah membuatku cukup bangga, mengapresiasi diriku yang kurang bisa Bahasa Jawa ini. Oh ya, dari mata pelajaran tersebut akhirnya aku pun tahu sedikit jika macapat merupakan singkatan macapat - maca papat-papat. Pengetahuanku hanya sampai situ, sampai ku bertemu bab tembang macapat lagi yang menjelaskan tentang fase hidup manusia. Di saat itulah aku merasa terkagum-kagum, "sedalam itu ya maknanya, kok pinter ya yang bikin". Sebelas macam tembang macapat yang kusebutkan di atas punya urutan yang unik, jika dibalik-balik urutannya maka memiliki arti yang berbeda sebab mereka adalah susunan cerita hidup manusia dari lahir hingga meninggalkan dunia. Urutannya begini:
1. Maskumambang (berupa analogi janin)
2. Mijil (manusia yang terlahir di dunia)
3. Kinanthi (bimbingan)
4. Sinom (masa muda, kuncup yang mekar)
5. Asmarandhana (dimabuk asmara)
6. Gambuh (komitmen)
7. Dhandang Gula (harapan)
8. Durma (mundurnya tata krama/derma ke sesama)
9. Pangkur (menarik diri)
10. Megatruh (terlepasnya ruh)
11. Pucung (kepergian-ritual melepaskan)  
(Bisa baca filosofi kehidupannya di sini: di sini juga bisaatau kalau belum puas bisa di sini juga: kalau belum puas juga bisa langsung ke perpustakaan Sastra Jawa UGM, ketemu sama dosennya, atau aku punya kenalan yang bisa jelasin tentang tembang macapat yang lebih jauh). 

Sebenarnya mungkin tidak setiap manusia punya fase idealnya tembang macapat, tapi selama kuhidup dan menjalaninya sampai detik kutulis ini setidaknya aku sekarang menjalani fase 4 peralihan 5 menuju 6. Ahaha itu cuma pilhanku. Orang lain yang melihatnya, barangkali belum tentu. Akhirnya sampailah pada kesimpulan bahwa hidup terus berubah, manusia dan isinya juga. Macapat mengajarkannya didorong dengan ungkapan We Go Up dari dedek Ensiti derim. Kesimpulan yang tidak begitu masuk akal bagi kalian ini jangan diambil hati, sebab aku hanya mengungkapkan isi hati. Diriku yang telah siap diri buat melanjutkan hidup tanpa ada ingin buat bunuh diri. Sebab masih banyak keindahan dunia yang belum kusinggahi, banyak pula cerita orang-orang yang belum kudengar, jua banyak hal yang belum sempat kutuliskan buat orang-orang tersebut. Mari membahagiakan diri (masih ada fase 6,7,8 dan seterusnya yang harus kita tempuh - tapi tergantung kamu pilih yang mana :'))   

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��