Rupa-Rupa yang Patut Dijaga

Evaluasi mata memandang negeri
Memandang  rumah-rumah dibangun ‘gotong-royong’ dengan kesadaran diri
Malam hari diambil ‘jimpit’ ‘tuk sebagian kemaslahatan kebersamaan bertetangga pada sebagian lain pun pribadi 

Malam berikutnya diadakan ‘selamatan’ pengantar doa untuk nenek moyang penjaga hutan 
Bukan karena hukum negara yang berlaku diberlakukan  
Kebiasaan menjadi tata cara terpilih ‘tuk mengikat tentram kehidupan
Tidak ilegal menebang, tidak sembarang menjajah hutan, tidak serakah, pula tidak beringas dan membinasakan sesama makhluk penjaga keseimbangan alam
Ritual menjadi sempurna dengan giliran pengelolaan  

Dalam perjalanan mata mengilhami
Diperhatikannya betul cara nelayan mengekspresikan diri
Menjaga harta biota laut negeri tetap lestari
Tidak mengeksploitasi,  paham kebutuhan diri, melalui ‘sasi’ ekosistem jadi pulih   

Tergambar sejuk melihat permata yang dimiliki negeri ini

Sepaham merendah hati yang tak dimiliki sembarang manusia dengan nurani
Arifnya kelokalan Indonesia tak dapat digantikan dengan sembarang mesin yang canggih, sembarang pemikiran ahli, sembarang kerja sendiri
Sebab rupa-rupa yang telah melekat pada ibu pertiwi dan semua aksesori telah mengakar kuat di tiap-tiap sudut dan sisi
Hingga perlu dicermati mengurus Indonesia bukan masalah mana yang paling baik untuk ditutur dan diteladani
Bukan masalah dan isu penuh intrik, banyak licik, nun sedap berapi-api
Sebab di sini keberagaman yang hadir dimaknai sendiri-sendiri sesuai porsi
Dilarang streotip dan etnosentris

Membangun kebhinekaan merawat ibu pertiwi
Memelihara pondasi kokoh berdiri
Dilalui toleransi : menjaga kelokalan tetap arif

Mengasuh rupa-rupa dengan asih 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��