Tugas UTS: Antropologi Ekonomi

     Antropologi ekonomi mempelajari tentang manusia sebagai homo economicus melalui rasionalisasi tindakan ekonomi dalam mengatasi kelangkaan dan kebutuhan yang tidak terbatas. Dapat diartikan juga bahwa antropologi ekonomi mempelajari mengenai hubungan antara manusia dan kebutuhannya serta kebudayaannya. Sebelum menuju pada hal-hal yang spesifik dalam memahami materi antropologi ekonomi, ada baiknya jika membahas mengenai perkembangan antropologi ekonomi terlebih dahulu.  
           
1. Sejarah Perkembangan Antropologi Ekonomi
Sesuai dengan perkembangan ekonomi dunia, antropologi ekonomi memiliki pembagian masa yang sama. Yakni pada abad 16, abad 18 (ekonomi klasik), abad 19 (ekonomi neoklasik), dan revolusi industri. Perkembangan perekonomian masyarakat diawali dengan ditemukannya  oleh Marx Weber perkembangan kapitalisme pada masyarakat Eropa (Jerman) yang meletakkan  fokus pada perbandingan kegiatan ekonomi masyarakat katolik dan protestan. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mulai berkembangnya antropologi ekonomi dari abad 18.
           
a. Abad 18 (Ekonomi Klasik)
            Pada akhir abad ini, antropologi ekonomi hadir dalam kancah akademik dengan penemuan yang dilakukan oleh seorang ekonom Amerika, Thorstein Veblen (1899). Pemikirannya yang menjadi penemuan pada ilmu antropologi berupa gagasan besar mengenai gejala-gejala ekonomi yang tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi saja[1]. Namun gagasannya tersebut masih belum kuat memengaruhi para pakar ekonom dan ilmu sosial lain pada saat itu. Veblen juga dikenal dengan penemuannya tentang The Leisure Class dimana dalam penemuannya yang dilakukan di masyarakat Chicago pada masa itu menjelaskan bahwa ada kelas sosial baru berisi orang-orang kaya yang tidak banyak melakukan kegiatan produksi dan banyak menghabiskan waktu luangnya untuk melanggengkan kesenjangan dan hierarki sosial untuk individu dalam kelompok tersebut dan kelompok itu sendiri. Sehingga kemudian, Veblen memberikan julukan pada masyarakat tersebut sebagai masyarakat conspicuous consumption[2].
           
b. Abad 19 (Ekonomi Neoklasik)
            The Economic of Trobriand Islanders oleh Bronislaw Malinowski (1921) merupakan karya yang menunjukkan perkembangan antropologi ekonomi sebagai cabang keilmuan antropologi. Dalam karyanya ini, Malinowski melihat bahwa masyarakat Trobriand tidak memiliki motif ekonomi dalam melaksanakan aktivitas ekonomi mereka. Pandangan Malinowski pada tahun 1930-1940an, kemudian dikritik oleh muridnya yakni Raymod Firth yang mengatakan bahwa karya Malinowski sangat deskriptif dan mengabaikan faktor-faktor ekonomi, seperti harga, supply dan demand. Firth kemudian dengan Good Fellow menjadi pakar antropologi ekonomi selanjutnya setelah penemuan Malinowski di masyarakat Trobriand. Good Fellow memiliki pemikiran bahwsannya adat-istiadat proses ekonomi dapat dilangsungkan. Sementara Firth memberi tawaran pada masa itu bahwa tugas antropologi ekonomi ialah menguji bagaimana cara ekonomi modern bekerja dalam konteks sosial dan budaya. Pada tahun berikutnya, Herskovits (1952) memberikan pandangannya yang dulunya sepemikiran dengan pandangan dasar Veblen mengenai ekonomi masyarakat. Dalam karya yang ditulisnya gagasannya kemudian bertolak belakang dengan pemikiran awalnya tentang apa yang dikritiknya dari Firth dan Good Fellow bahwa memaksimalkan kepuasan dengan kesadaran memilih antara kekayaan yang sedikit sangat valid karena terbukti hal tersebut terjadi pada semua lapisan masyarakat, yang mana atas pandangan tersebut ia mengakui adanya universalitas teori ekonomi modern. Setelahnya ada Adam Smith, Polanyi (1944) yang membagi pengertian ekonomi secara formal dan substativis, Dalton (1960an) dengan pandangannya bahwa teori ekonomi modern tidak dapat diterapkan secara universal, yang mana berarti menolak pendapat dari Firth, Good Fellow dan Herskovit[3].    

c. Revolusi Industri
Tentu telah diketahui bersama pada masa ini masyarakat telah mengenal sistem tukar-menukar barang menggunakan uang. Selain itu, adanya kemajuan teknologi membuat beberapa masyarakat yang tadinya memiliki kuasa atas tanah yang ditinggalinya menjadi tergusur dan termarjinalkan ke daerah yang tandus dan kadang tidak memberi sumber daya alam yang memadai untuk kebutuhan hidup. Pada masa ini dapat diambil contoh seperti petani Jawa yang kemudian mengandalkan patron-klien tanpa menguasai tanah yang diproduksi sehingga yang banyak terjadi ialah penyakapan yakni menggarap tanah orang lain (patron) yang kemudian hasilnya dibagi dengan yang menggarap (klien). Clifford Geertz dalam ‘Involusi Pertanian’ yang ditulisnya menerangkan proses terjadinya berhentinya cara kerja petani di Jawa ini karena terbatasnya kuasa akan tanah dan teknologi.
  
            Perbedaan Antropologi Ekonomi dan Ilmu Ekonomi      
No
Faktor Pembeda
Ilmu
Antropologi Ekonomi
Ekonomi
1.
Definisi
Ilmu yang memperhatikan sistem budaya yang berlaku pada manusia sebagai pelaku ekonomi.
Ilmu yang mempelajari tindakan manusia dalam produksi, distribusi, dan konsumsi.
2.
Istilah yang digunakan
Sikap à mempelajari masyarakat lebih mendalam contohnya hingga mempelajari bahasa lokal masyarakat, melihat karakteristik masyarakat, hingga memperhatikan gerakan individu dalam kegiatan sosial.
Tindakan ekonomi à hanya mempelajari di permukaannya saja.
3.
Acuan
Pengelolaan terhadap budaya dan sikap ekonomi. 
Harga sebagai penentu kesepakatan.
4.
Metode penelitian
Kualitatif, kuantitatif.
Kuantitatif.
5.
Karakteristik
Melihat fenomena ekonomi sebagai suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem organisasi sosial dan unsur-unsur kebudayaan. 
Memperhatikan masalah fluktuasi produksi, aktivitas ekonomi yang dapat dikuantifikasi dan dapat dinilai dengan uang.
Persamaan
Menangani masalah masyarakat dalam mengatasi keinginan yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas.
Tabel 1[4].

            Perbedaan Antropologi Ekonomi dan Sosiologi Ekonomi
No
Faktor Pembeda
Ilmu
Antropologi Ekonomi
Sosiologi Ekonomi
1.
Definisi
Ilmu yang memperhatikan sistem budaya yang berlaku pada manusia sebagai pelaku ekonomi.
Pendekatan sosiologis (konsep, variabel, metode , dan teori sosiologi untuk mempelajari kenyataan sosial) yang diterapkan dalam fenomena ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi)[5]
2.
Ketertarikan
Jaringan sosial/organisasi sosial yang menentukan orang mendapatkan keuntungan, nilai-nilai referensi hegemoni à mengikuti arahan orang lain secara halus (kebudayaan).
Individu yang bersifat rasional dan kompetitif untuk mendapatkan keuntungan.
3.
Karya Ilmiah
Empiris, Deskriptif, Etnografis.
Teorisasi (diskusi teoritik).
4.
Metode Penelitian
Mikroskopis, kualitatif.
Makroskopis, kuantitatif.
Persamaan
Melihat dimensi-dimensi lain dalam hubungan ekonomi.
Tabel 2.

- Tokoh-Tokoh Ahli Sosiologi yang Mempelopori Konsep Antropologi Ekonomi
Tokoh-tokoh di sini merupakan tokoh ahli ekonomi yang mendasari proses kemuculan antropologi ekonomi. Diantaranya ialah:
           
a. Karl Marx
            Menurut beliau, pasar tidak ditentukan oleh Supply dan Demand sebagaimana yang ditunjukkan oleh hukum ekonomi. Dengan pendapat tersebut beliau memberikan konsep tentang rasional struktural yang berisi mengenai: 1. Upah pada kondisi riil ditentukan oleh pengusaha, 2. Sehingga menimbulkan adanya kelas-kelas ekonomi yang terbagi menjadi kaum borjuis dan kaum proletar, dan 3. Menimbulkan adanya materialisme kebudayaan dalam masyarakat seperti dalam masyarakat Jawa untuk mengatasi kurangnya tenaga kerja maka dilakukan ‘sambatan’. 
           
b. Marx Weber
            Berbeda dengan Karl Marx, pandangan yang diajukan Marx Weber ialah bisnis berarti rasionalisasi. Pendapat ini kemudian diilhami oleh Clifford Geertz dalam penelitian yang dilakukannya pada masyarakat Mojokuto dan Bali. Dalam pandangan ini yang dimaksud bisnis merupakan rasionalisasi ialah 1. Bekerja kera merupakan kesadaran untuk mempertahankan kelas, karena 2. Masyarakat tradisional telah mengenal untuk dan rugi maka, 3. Masyarakat tidak harus memperkuat hubungan produksi namun melihat peluang bisnis yang memberikan profit.
           
- Perbedaan Antropologi Ekonomi  Dan Antropologi Ekologi 
No
Faktor Pembeda
Ilmu
Antropologi Ekonomi
Antropologi Ekologi
1.
Definisi
Ilmu yang memperhatikan sistem budaya yang berlaku pada manusia sebagai pelaku ekonomi.
Ilmu yang memperhatikan sistem budaya yang berlaku pada manusia terhadap lingkungannya sebagai bentuk adaptasi.
2.
Ketertarikan
Produksi, distribusi, konsumsi, pertukaran, dll.
Habitat, ekosistem.
Keterkaitan dan Persamaan antara Antropologi Ekonomi dan Antropologi Ekologi
Para ahli antropologi ekonomi dalam penelitan yang dilakukannya tidak lepas dari kajian ahli antropologi ekologi sebagai cara pandang masyarakat yang diteliti untuk mengenal dan melakukan proses atau sikap ekonomi sesuai dengan alam atau lingkungan sekitar tempat tinggal masyarakat.
Sama-sama merupakan percabangan antropologi yang mempelajari manusia dengan tingkat rasionalitasnya melakukan pengelolaan terhadap tempat tinggalnya.
Tabel 3.

2. Karakteristik Sistem Ekonomi Tradisional  
           
a. Masyarakat sederhana
Masyarakat sederhana terbagi menjadi 3 bagian yakni: 1. Masyarakat tradisional, 2. Masyarakat tribal society, 3. Illiterate society. Secara umum masyarakat ini merupakan golongan masyarakat yang beum mengenal uang dan masih menggunakan sistem barter untuk tukar-menukar barang. Eric Wolf sebagai tokoh yang mempelajari masyarakat sederhana ini misalnya, memberikan gambaran tentang kehidupan ekonomi masyarakat sederhana sebagai masyarakat yang dapat menguasai tanah mereka. Kearifan lokal yang mereka punya merupakan bentuk penguasaan tanah mereka.

            b. Masyarakat petani
            Disebut juga masyarakat peasant, merupakan masyarakat yang saling berbagi dengan sistem sosial, dengan ekonomi subsisten (melakukan tindakan ekonomi untuk kebutuhan sendiri dengan ekonomi yang hanya cukup untuk keperluan sehari-hari ), dan pasar sebagai suplementasi. Pada masyarakat tingkat ini, tanah-tanah yang ada tidak dikuasai secara maksimal sehingga menmbulkan adanya kegiatan patron-klien dan tindakan rasionalisasi yang sederhana seperti small scale producent. Contoh masyarakat yang merupakan golongan masyarakat ini ialah masyarakat nelayan yang masih menggunakan peralatan atau teknologi sederhana dan pedagang.  Keberadaan masyarakat ini sangat tergantung dari kebijakan negara, sehingga tidak jarang masyarakat dari golongan ini terancam oleh aturan-aturan negara yang membuat mereka ketergantungan akan aturan-aturan tersebut. Dikatakan oleh Raymond Firth (1956 via Rahardjo, 2014: 69) istilah peasan terutama memiliki referensi keekonomian. Yang dimaksud dengan ekonomi peasan adalah suatu sistem yang berskala kecil, dengan teknologi dan peralatan sederhana, seringkali hanya memproduksi untuk mereka sendiri yang hidupnya subsisten. Usaha pokok untuk nafkah hidupnya ialah dengan mengolah tanah. Contoh yang masih banyak ditemukan adalah pada masyarakat desa di Jawa.   
           
c. Masyarakat sektor informal
Pada akhirnya, akibat dari tidak adanya tanah yang bisa dikuasai oleh masyarakat dan adanya revolusi industri maka timbullah masyarakat-masyarakat yang memilih untuk melakukan rasionalisasi ekonomi dengan mempertimbangkan hukum ekonomi supply dan demand secara tidak langsung. Permintaan akan tenaga kerja dan barang yang lebih terjangkau memberikan penawaran pada masyarakat ini yang tidak lagi dapat masuk ke sektor formal (pekerjaan) yang ada, sehingga kecenderungan hadirnya sektor informal ini secara terstruktur dapat membayar tenaga kerja secara stabil. Contoh dari sektor informal ini ialah pengrajin rumahan, home industry, warteg, pedagang kaki lima, salon, tukang parkir, tukang pijat, dll.

3. Pendekatan dalam Antropologi Ekonomi
           
No
Faktor Pembeda
Pendekatan
Formalis
Substantivis
Marxis
1.
Definisi
Cara pandang antropologi melihat gejala ekonomi pada masyarakat dengan melihat tindakan rasional mereka.
Cara pandang antropologi melihat gejala ekonomi masyarakat melalui keterjaringan dari tindakan ekonomi masyarakat secara kultural dan sosial bukan sebagai pencarian nafkah.
Cara pandang antropologi melihat gejala ekonomi melalui persaingan, eksploitasi, dan kontestasi dalam masyarakat.
2.
Ketertarikan
Menggunakan perspektif budaya setempat melihat tindakan rasional masyarakat primitive / peasant dalam tindakan ekonominya.
Metode eksplorasi tindakan ekonomi senyatanya melalui fungsi dari tindakan ekonominya
Komodifikasi, surplus produksi, dan eksploitasi sebagai pembentuk sosial – ekonomi suatu masyarakat.
3.
Tokoh dan contoh fenomena
1. Manning Nash – ‘hukum ekonomi berlaku universal’ (batu sebagai alat penumbuk jagung pada masyarakat tradisional yang digunakan pula sebagai mas kawin merupakan bentuk dari adanya pertukaran dalam masyarakat).
2. Peggy F – Pilihan untuk bercocok tanam, memilih varietas yang menghasilkan produksi tinggi, diversifikasi tanaman untuk peningkatan produksi (sistem tumpang sari di daerah Bantul).
3. Herskovit – ‘masyarakat primitif sudah mengenal tindakan-tindakan ekonomis’ (suku di Australia yang hidup di lingkungan hutan dengan angin kencang sehingga menggunakan api unggun untuk mempertahankan hidup yang berfungsi pula sebagai mempertahankan kalori dalam tubuh). 
1. Victor Chayanov – ‘sistem ekonomi primitif dan modern berbeda jenis’ ‘adanya tindakan self exploitation sebagai bentuk mempertahankan hidup’ (ekstensi pekerjaan (lembur) bagi masyarakat petani di Jawa yang tidak menambah penghasilan).
2. Eric Wolf – ‘meningkatkan produktivitas’ ‘mengencangkan ikat pinggang’ (obah mamah pada masyarakat petani di Jawa sebagai bentuk mencari aman, mengurangi konsumsi sebagai bentuk mengencangkan ikat pinggang)

Karl Marx – ‘dalam kehidupan ekonomi masyarakat ada masyarakat yang kuat, menguasai masyarakat yang lemah untuk faktor produksi’ (eksploitasi galian c di suatu daerah yang dilakukan secara semena-mena oleh penguasa daerah tanpa memikirkan solusi pemecahan masalah bersama atas kehendak yang mungkin diberi oleh alam untuk masyarakat sekitar).
           
            Catatan:
            Monopoli dapat terjadi jika melihat perilaku ekonomi masyarakat dengan konsep marxis yang mana menciptakan sikap dan sifat ketergantungan pada masyarakat kelas sosial – ekonomi tertentu sehingga untuk mengatasi gejala tersebut dapat dilakukan resistensi yang menciptakan gerakan sosial seperti:
            1. Gerakan Ekonomi Lokal
            Contohnya adalah pedagang Sunday Market, pasar malam, dll.
2. Revitalisasi Ekonomi Kerakyatan
Contohnya adalah ekonomi pancasila yang dapat meningkatkan akses dan kontrol produsen skala kecil.
            3. Gerakan Petani Organik
Dilakukan untuk perlawanan terhadap petani skala besar yang dikuasai oleh pengusaha. Contohnya dengan kembali menggunakan pupuk organik, bibit organik, dan lain-lain yang dapat menghasilkan produk organik pula.
4. Gerakan Pedagang Pasar Tradisional
Menjual dan membeli atau take – give pasar kapitalis yang diganti dengan pasar tradisional.
            5. Gerakan Masyarakat Adat
Mengembalikan daya guna lahan seperti sedia kala seperti yang dilakukan masyarakat Kalimantan Barat yang mengembalikan fungsi kebun sawit ke kebun karet.
6. Gerakan Kuliner Lokal
Fungsinya mengembalikan gerakan pangan lokal dengan cara melakukan pameran produk makanan lokal unggulan.  




Referensi:

Hudayana, Bambang 1991.  Antropologi Ekonomi Versus Ilmu Ekonomi Kajian Awal Tentang Masalah Sejarah, Obyek Dan Metode. Yogyajarta: Jurnal Humaniora (no 2. 1991).

Rahardjo. 2014. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta: UGM Press.
Sjairin, Sjafri dkk. 2002.  Pengantar Antropologi Ekonomi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
 
Web:

             




[1] Dirujuk pada Sjafri Sairin, dkk, 2002, Pengantar Antropologi Ekonomi,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Halaman 8. 
[2] Diakses dari http://sosiologis.com/thorstein-veblen-pakar-waktu-luang pada 28 Maret 2017 pukul 19:15.
[3] Dirujuk pada Sjafri Sairin, dkk, 2002, Pengantar Antropologi Ekonomi,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Halaman 8-16.

[4] Diakses dari Bambang Hudayana, 1991, Antropologi Ekonomi Versus Ilmu Ekonomi Kajian Awal Tentang Masalah Sejarah, Obyek Dan Metode, Yogyajarta: Jurnal Humaniora (no 2. 1991). 


NB: Sebagian besar adalah catatan perkuliahan :')

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��