Opini: Beda Rasa Sama

Berkat kuliah kependudukan yang dimulai pukul 10.14 hari ini, ada hal yang sangat mendesak ingin ku utarakan pada seluruh dunia dan juga penggemarku (yang kalau itu ada, haha). Ku persembahkan dengan bangga, esensi dari sosiologi dan antropologi (bidang kuliahku). Kok, tiba-tiba saja? Ya, kalau tidak seperti ini mau kapan lagi tahu dan paham, mungkin seperti itu cerita pendeknya. Hmm.. meski tak berdurasi sama pendeknya dengan hujan yang turun hingga detik kesekian dan saat postingan ini terbit. Back to topic :) 

" Sosiologi berangkat dari teori kemudian baru membangun masalah yang ada, antropologi berangkat dari fenomena oleh karenanya data etnografi deskripsinya lebih mendalam dan baru dikaitkan dengan teori yang telah ada. Kekuatan antropologi ada pada data, sehingga bila dibandingkan, pondasi untuk membangun sebuah argumen pada sosiologi sifatnya lebih rapuh (karena kurang mendalam dalam penggalian data di lapangan)" - Setiadi, 2016 

Perkataan seperti di atas yang kemudian terngiang-ngiang pada ingatanku, oh ya dugaanku sih mungkin hal ini yang membuat antropolog lebih dekat dengan masyarakat dan spesifik pada suatu tatanan kehidupan. Sehingga, pada perkembangan ilmunya, antropologi memiliki banyak sekali percabangan atau sub-sub ilmu, selain dari sub-sub ilmu  hal tersebut juga bisa dilihat dari ahli-ahli antropologi yang memiliki spesialisasi berbeda. 

Sebenarnya, aku nulis ini buatku sendiri sih keuntungannya supaya aku tidak lupa kalau aku pernah diberi pengetahuan tentang perbedaan sosiologi dan antropologi. Bagi kalian semoga membacanya dapat diambil hikmahnya :)


Bye, troops!     


NB: Di tengah asyik sedang melakukan pencarian kabar untuk tugas besok, ada mas Agus Indiyanto yang nyeletuk, " jadilah antropolog yang beriman" kemudian dengan menampilkan posisi diam dengan perubahan ekspresi wajah Mas Indy melawan kata-kataku yang barusan saja keluar untuk melakukan sholat besok saja. Hehe 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��