11:23
Memasuki waktu Indonesia bagian tanda-tanda sudah tak bisa lagi mereka-reka maksimal di postingan ini. Apa itu? Judul postingan :')
Terlalu banyak di pikiran sampai aku bingung mengungkapkan.
Kepada cinta dan kasih sayang yang tak terhingga dari orang-orang terkasih, kuucapkan terima kasih. Hari ini meski kusendiri di rumah tanpa mama-papa yang biasa berceloteh paham tentang dunianya, ada saudara lain yang masih bisa kukumpulkan walau tak lengkap dan masih banyak kehilangannya (akhirnya ketemu Elmo setelah sekian lama!! Sampai mau pulang "mbulet" aja terus masih pengin main wkwkwk!).
Masih ada keponakan yang bisa memberi motivasi "hei onty, yuk bangkit lagi lihat aku tumbuh besar dan jadi jagoan". Gak cuma 1 orang, hari ini aku bertemu kembali dengan 5 orang ponakan yang terjamah dekat. Oh ya, si gemini lagi tidak ada kabar, tentu saja mama-papa lagi asyik bercengkrama dengan 2 cucunya dan anak-anaknya. Di tengah rasa sepi ini, aku merasa cukup.
Cukup dengan tawa, cukup dengan tangis.
2022 yang kurang 30 menit lagi itu, berlalu dengan begitu, "cukup"
-----
Buatku yang merencanakan membuang segala ruang mengejar keromantisan cerita romansa di awal tahun ini, kuucapkan selamat! Kamu sudah cukup bertahan menaklukkan "memang harusnya tidak demikian, ada cara lain yang lebih baik". Aku baik-baik saja, kamu yang kusebut kamu gak perlu khawatir, karenaa begitulah kamu pun sebelum dan sesudah kupaham-kenal kamu.
Tak perlu ku diberi ceramah paham, karena sebetulnya aku pun paham mengenai kata-kata bijak yang pernah terucap.
-----
Elisa, Dindi dan teman-teman yang sudah tenang di haribaan Tuhan "maaf tahun ini aku belum cukup waktu menjengukmu dalam keadaan yang cukup pantas". Tahun depan aku tak bisa cukup terlalu menjanjikan karena ku tahu kapasitasku tahun ini tak cukup baik untuk kalian. Kita bertemu dalam doa saja, ya.
-----
Banyak kejadian ajaib yang sedang kukumpul-lakukan di tahun 2022. Ada yang baru, ada yang lama mengecewakan, ada yang lama tapi tak terhingga asyiknya, ada yang baru lama-lama jadi asyik, ada yang lama terasa baru: aku mendalami peran.
2016 ketika jadi Ibu Duhsa dan di antara olah rasa menjadi "gila" dan "tawa" aku tak betul merasa ada di antara keduanya. Kala itu hanya mengambang, betul-betul hanya di permukaan. Ibarat aku adalah telur, pasti aku dibuang karena "yang mengambang" kualitasnya tidak bagus. Sedang saat ini, dan pergantian tahun yang sebentar lagi terjadi aku akan masih ada diantara gila dan tawa yang menempel tak padam. Aku sedang tidak menolak mereka hadir dalam detak jantung dan tiap hela nafasku. Peran di tahun 2022 yang kuyakini tak akan kubuang karena tidak bagus ini, hanya kurapi-dengar-lakukan berulang, sambil mencerna lagi di tahun depan yang kurang 7 menit lagi.
-----
2023, aku tidak akan menolak tangis!
Tangis, jadilah kamu kuat
-- dan kuatkan aku dalam sikap serta berbuat
-----
Bumi dan segala carita dari manusianya - mungkinkah resesi tahun depan juga bagian dari mitos yang ada di Sapiens 1? Sepertinya begitu, dibuat untuk percaya, bukan?
Sapiens 1, karena yang jilid 2 belum juga kelar 2 menit menuju 2023.
BGM: Sal Priadi - Malam Malam, Ubud
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu