Dari Ujung Bulu Matanya yang Lentik
Supaya ia tertidur lelap, aku harus melakukan sesuatu. Maka dari itu aku mengolah kata sebaik mungkin setelah sebelumnya tak kutandai dari bilik bulu matanya yang lentik itu ia yang ceria lama-lama terpejam. Tanda yang kutangkap adalah kepalanya terantuk menuju pundakku tapi tak sanggup karena masih ada jarak yang cukup jauh.
Aku pindah, sedang ia sebelum membuat matanya terpejam lagi dengan bulu mata panjang lentik itu mengatup lagi berucap "terima kasih," sambil meringis di dalam maskernya. Ia sungguh beretika, seperti kekagumanku pada nyala matanya, ia dengan tenang mengatur diri, membuatku yang tadinya tak tahu diri, tersadar, dan harus segera remidi - membiasakan membuat diri benar dalam interaksi.
Dua paragraf saja cukup.
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu