Rehat - Refleksi Hati (2)


Aku menangis di jalan pulang, tahu kalau resahku jadi luka, dibalas senyum lekas pulih oleh pemilik kata. Aku bercermin meminta malam menghentikan detik sebelum kata kita terucap pasrah terdengar tak tentu arah. Kami menghabiskan journey on September, memanggil lara yang tak reda - ya begitulah diskusi senja tentang kami yang tiada habisnya.

Pesan di balik awan itu lebih membuat petang jadi lebih gundah. Desahnya dalam marah "jangan bertengkar lagi, ok?". I just couldn't save you tonight, so for that night like this on 1 a.m are you still want to see me? How do you heal a broken heart? It's not just like a hope on your stargazing wishes. And I still need home. Maybe not you. 

Yang es krim kuno itu kannnn... yes!!!



Em. Kali lain, aku mau ke tempo gelato//sabar Shan//. Soon ya hahaha. Makasih untuk Zangrandinya 😆 
Maskerku sorry banget ga kulepas karena connectornya sudah kucoba cari tapi ilang sampai sekarang. Pabboyaaaa.... . Melihat anak rambutku sudah tak bisa diatur lagi, apakah inj waktu yang tepat buat pakai daleman jilbab? Sepertinya iya. Mari berbenah, Shan. 

Soy Eggi Pandan - fave 


Satu tuju lagi, mencapai selaras. Sejenak jadi tenang menuju hari ini, esok hari yang semoga ya. Aku si lemah yang juga bodoh. Bukankah semua hal ini tak asing di telinga kita? Sebab-sebab hal di atas adalah nada yang sedang kamu simpan pelan-pelan. Merajuk pada lagu yang tak capai capaimu tapi ternyata membuncah hati tanpa ragu. Katanya dulu tak perlu, tapi kenapa jadi begitu? Banyak sekali jala yang berlubang, membuat ikan-ikan tangkapan dalam perahu berangsur luput satu per satu. 

Aku senang, bilang 'anytime' tiap hari. Sudah menerima alam semesta menghembuskan kesempatan padaku buat hidup lagi, detik ini, hari ini. Aku pun tak percaya aku masih menapakkan kakiku, sebab aku percaya pada Tuhan yang memberikan kehidupan. Jika bukan karenaNya yang memberikan kepercayaan kepadaku, aku akan telanjur diam, hanya mengeluh tentang kehidupan yang Ia berikan. 

Kali ini aku mengistirahatkan hati dengan baik, tidak banyak menggugah kesepian dalam benak yang ternyata sekarang sangat berwarna. Iya, kesepianpun punya warna. Apa kamu tahu, dulu kesepianku sempat menikmati masa abu-abu?. Bukan karena aku ambivert, apalagi introvert, tidak ada hubungannya. Warna-warna itu terjadi tiap hari berhambur tak menyatu tapi menyergapku - namun jika itu yang bukan abu-abu. 


Nb:

Aku mau istirahat, tapi aku mendapatkan tempat dan sempat. Kamu sudah baik-baik saja? Jadi terharu sekali - jadi ngelantur gini, tolong. Jemput atau aku yang kali ini menghampirimu?.

Semoga kamu bisa memberikan pengertian padaku ya. 

Aku kangen rabu(n) senjaku, berceloteh tentang puisi dan kesenangan diantaranya. Aku kangen jamming puisi, menjadi aku yang senang mengantisipasi rabu dengan konsumsi. Teman manis yang selalu tersenyum, menangis, dan meringis. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��