Refleksi : What For?

Maafkan aku, aku sudah lupa cara menangis. Sehingga aku meraung hinggap sebentar kemudian pindah, melakukannya berulang tanpa menepi. Maafkan aku, aku lupa gimana cara menangis yang membuat lega? Aku ini salah apa jadi gak bisa nangis? Sesak sekali!
 
Aku terlalu bahagia hingga air mata yang mengalir deras kuanggap cuma permainan tawa yang tiada habisnya. Aku terlalu bersemangat, membuang tenaga kemudian merasa sia akhirnya, tetap aku tak bisa menangis. 

Blog ini sudah tidak berpenghuni, kan? Tidak ada yang peduli aku hidup atau mati. Sebab aku sulit sekali menangis, telah menggali dalam kubur sendiri. Patah sekali rasanya menggambar kematianku. Patah sekali rasanya melihat bibir-bibir kering yang sekalinya jatuh tak tertolong lagi. 

Tanpa cakap di toko alat medis
Siapapun sekarang, tak memilih tampil modis
Buat apa begitu jika tak bisa jaga diri dari amuk tidak menyenangkan nan sadis?



Belajar tumbuh tak hanya ke atas merujuk pada tanda bahwa sebetulnya dimanapun kau menyudutkan pipi mungil yang kau punya kau memang tak pandai memutuskan. Iya, bukan? Sehingga aku yang sedang tidak bisa menangis ini jadi pura-pura tidak bisa menangis. Merasa ok, tak pernah ok. Iya, aku. 

Mimisan sudah. Aku lelah, tapi tidak bisa mengalah. Kaki ukuran kecilku mulai kedinginan, butuh kaos kaki malam ini, butuh hangat peluk yang pelik. Meski harus pilih salah satu, harus atau pendarahan tak henti yang lanjut mampir. 

Asam lambung sudah pergi, lagi pula ia pergi jauh sekali bersamaan dengan tekanan sekali punya yang dulu sering kali kukubur sendiri tanpa memedulikan diri sendiri. Ia pergi, tapi ku tak bisa menemukannya lagi dalam kelegaan di antara tangis yang sedang kuusahakan bisa kubuat. 

Bagaimana bisa ada manusia senaif aku? Seperti mampu tapi memang mampu, apa? Lalu?. Let God do the rest. I will go up by myself on my extremely ways. It just me, who will always made someone better in my personal pov. 


Nb: kalau kamu tahu ini, kamu pasti bilang ya: jangan terlalu baik hati jadi orang. Berkali-kali, tapi aku sedang dan masih telanjur. Bagaimanapun aku memang membangkang tentang ini. Jeongmaljeongmalmianhae. Kita ga bisa apa membahas ini lagi? Aku ga tahan lagi. Aku sedang tidak tahan. Plz say hello one more time. Ternyata aku mikir juga setelah u say hello tanpa goodbye. Hehe.. fffffffffffffffff hurufnya ga bisa teriakkkkk... just as usual, how? Did u listen it? Hm? 

My 45 minutes spotify sleep timer for your best reflections. Jain? Meh? Haha let go. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��