Kepada Dunia: Kepada Setiap Suara yang Hadir

Bukan cuma aku yang melaju, pun bukan cuma aku yang berhenti. Jadi apapun yang terjadi akan kuhadapi. Aku memerhatikan katanya yang bilang "pada setiap pertempuran yang tidak memiliki peluang untuk menang, menyerah adalah sebuah peluang". Aku ternganga, takjub. Mengangguk tanpa heran dengan ungkapan itu. 

Ternyata stres itu maskulin. Artikelnya der, saudara-saudara.... Wkwkwkwkwkwk... Apakah ini maksudnya stres lebih banyak dimiliki oleh orang-orang yang kuat? Pura-pura kuat :') 

Sekali lagi aku berpikir buat menolak mengiyakan. Ternyata malah hati yang terkoyak, tak sanggup mendayung sampai ke tujuan. Kali ini aku setuju, kepada dunia yang sedang banyak mengisi hari dengan kejutan, kepada tiap-tiap manusia baru yang hadir dan telah beberapa hari mengenyam kebersamaan dengan(ku). Kita telah 'selesai'. Sampai jumpa di lain waktu yang lebih mengasyikkan. 

Meski telur bukan akhir dari segalanya, kalau bentuk telur yang begitu, berasa jadi akhir bagiku. Untungnya ada teman buat berbagi. 

Nb: 
Ya kenapa harus tanya "mau nikah nggaknya" di hadapan orang banyak sih. Kan malu. Euw. Udah kayak reportase huhu... Berbicara 'enak' kayaknya emang kurang bisa tercipta antara kita. Pasti ada yang 'mati' di antara kalimat penasaran yang sama-sama terucap.

- rencana yang terealisasi tapi gak bisa kucoret karena ga ada di wishlist 2021. Danke dir. Sunbae, Ulil. 
Makasih banget sudah mau saling dengar! The point of meet each other adalah berkeluh kesah. Hehehe... 
Nggak nunggu Mei aku pun akhirnya pergi. Rumah ketiga setelah kubur tinggi, dan baik! Aku sampai dengan baik, meski belum ke tempat yang aku maksud karena hujan jadi teman selama bepergian. 


Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��