Catatan dari Teman: Tuhan Menyempurnakan Ketidaksempurnaan yang Sempurna

Aku pinjam, aku belum izin sepenuhnya. Tapi kiat kata-katanya telah memenuhi dinding-dinding yang berbatas tapi tak membatasi. Meluap tanpa melupa. Inilah syukur yang tak terbendung harus diakui, direstui, diberi arti buat melanjutkan kedinamisan hidup yang sulit buat memilih. 
Pertama-tama, aku ditanya soal bahagia olehnya. Kemudian aku jadi tambah menutup mungkin pada kata 'tujuan utama' dan 'fokus'. Pada kedua hal tersebut aku menerima. 

Kok gak bilang se wajahku masih tetep serius ketika sudah nemuin jawaban? Hhh

Nun seusainya, ternyata aku lebih banyak dihadapkan pada 'iya betul tak akan bisa memenuhi pun hanya buatku sendiri, hanya membuat waktuku terkuras pun tidak dalam waktu yang lama'. Lagipula telingaku bahkan sangat panas digunakan terus-menerus, membuat kepalaku ikut pusing kepanasan. Kukira mata pelajaran peluang tak bisa diaplikasikan dalam suatu kejadian, sayangnya aku salah. Temanku telah membisikkannya. 

Bonus foto bunga, aku, dan mbak Ami yang suka zoom meeting tiap malam bahas matematika. Hehehehe: 











Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��