Berkasih: Angin

Di bawah gundah langit abu-abu ada yang masih menggerutu. Kudengar dari arah timur bergegas menuju ke barat, tapi ternyata berbalik arah. Pada akhirnya menyisakan lubang di atap, sampah daun kering yang runyam sampai pertambahan waktu hari ini, tentu juga dengan debu kering tak kasat mata tapi sekecil apapun menyakitkan jika masuk ke mata. 

Aha! Begitulah jika kau angin kencang menerpa kebinasaan jadi lebih binasa, menghapus nol jadi kosong. Mau apa lagi? Sisa sesisanya sisa ialah sia-sia. 

Setelah ini kemarau, sayang. Kamu tak lagi datang dengan rintik tangis kejujuran. Pada setiap terima yang berujung kasih, kusematkan suka atas datangnya hari itu. Kamu masih mau tetap jadi angin di musim itu? Aku tetap jadi yang sabar menunggu kencang yang kau kirim perlahan tenang meski tak pernah jadi setenang aliran air tanpa hujan dan tanda akan beriak. 


BGM: on Lexicon mood! Geez! Emosyienel ye emang mbak komposer multitalenta ini. Huft! 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��