Resensi Drama: Record of Youth (2020)

Aku telat tahu ada drama ini di tahun 2020. Hehehe................ Baru sekira 4 hari dari hari ini aku memulai maraton drama ini. Wah, selo sekali bukan? Ya, gimana? Malam-malam mau ngapain kan kalau gak mantengin ponsel menenangkan diri dengan nonton yang ingin ditonton. Yupski! 
Akhirnya aku berkeinginan nonton drama ini. Setelah sebelumnya aku merasa poster K-drama ini tidak menarik perhatianku dan tidak lupa jika waktu tayang drama ini di tahun lalu adalah waktu aku sedang tidak sedang butuh K-drama buat mengisi kekosongan waktu. Alias aku sudah nyaman dengan tidur pada pukul 21.00. (Hah cupu kamu Shan! Indeed)

Sumber: https://id.pinterest.com/pin/450430400237090456/
Ini nih poster drama yang membuatku berpikir kalau drama ini tidak menarik

Tulisan ini tidak akan membahas secara detil tentang cerita yang coba disampaikan dalam tiap episode. Tulisan ini bakal membahas beberapa peran tokoh dan ilmu kehidupan yang selalu dapat diambil dari sebuah cerita, betapapun sebuah cerita digambarkan dengan banyak buruk sangka. 
Sebelumnya harap diketahui, kalau aku suka Park Bo Gum wkwkwk... aktor yang memainkan pemeran utama dalam drama ini sebagai Sa Hae Jun, seorang model yang bermimpi menjadi aktor terkenal. Ia memiliki teman-teman yang hangat, dengan keluarga yang selalu mengharapkan kepulangannya bagaimanapun keluarga tersebut berperilaku buruk kepadanya dan tidak mendukung hal-hal yang menjadi pilihannya. 

Dalam perjalanan kariernya sebagai aktor, ia bertemu seorang make up artist bernama Ahn Jeong Ha. Ahn Jeong Ha sendiri sebetulnya adalah penggemar Hae Jun dari ia berkarier awal sebagai model. Mereka dipertemukan oleh situasi yang agak canggung tapi berakhir baik karena keduanya beritikad untuk itu. Jujur, aku suka cara mereka menyampaikan pemikiran akan fenomena-fenomena yang terjadi dalam diri mereka masing-masing sebagai cara pendekatan bagi orang yang mulai menjalin hubungan. 

Aku juga setuju untuk selalu berkata apa adanya apapun yang terjadi. Memang di awal pertemuan Ahn Jeong Ha sempat memutarbalikkan fakta jika ia sebetulnya bukan penggemar Sa Hae Jun. Tapi fakta itu dibantahnya sendiri pada pertemuan berikutnya yang telah melibatkan banyak pemikiran setelah pertemuan pertama. Hal yang lebih menarik (ups, ini penafsiranku terhadap takarir ya, jadi mohon maklum) arti nama Sa Hae Jun ini bisa berarti maaf dalam bahasa korea dan arti nama Ahn Jeong Ha bisa berarti tanpa khawatir. Kedua nama ini memberikan sentuhan yang sangat cocok dengan peran kedua tokoh yang terlibat. 

Selain itu, aku selalu suka bagian pertemuan mereka berdua. Makan, ngobrol, tanpa gangguan atau jalan, berdiam, menyatakan keadaan, dan kembali pulang. Adegan-adegan itu selalu kurekam baik di ingatan, terlebih penyangkalan-penyangkalan yang sebelumnya mereka pegang teguh tapi tertolak juga dari diri mereka masing-masing saat bertemu dan membicarakannya. Contohnya ketika mereka membicarakan tentang tokoh idola. Jeong Ha mungkin pernah berkata "Suatu kemustahilan jika aku dihadapkan kenyataan memiliki hubungan nyata dengan orang yang aku idolakan". Hae Jun menjawab "Tapi sekarang kamu melakukannya". " Betul dan aku tidak akan menghindar,"balas Jeong Ha. 

Contoh adegan di atas jadi mengingatkanku pada setiap emosi marah yang ditularkan keduanya. Ya, mereka berdua hampir tak pernah marah dengan meledak-ledak dengan catatan saat mereka bersama. Hae Jun tetap memiliki emosi yang demikian ketika dihadapkan dengan permasalahan keuarga yang tak dapat dipungkiri jadi salah satu masalah yang mau tidak mau harus hadir dalam tiap drama, ehm.. kehidupan. 

Aku megakui akting Park So Dam sebagai Ahn Jeong Ha sangat bagus. Membuatku ingin terus mengulang kisahnya, tentang ia yang juga berani mengambil langkah besar utuk memulai menapaki kariernya. Di kisah ini, karakter perempuan tangguh dipersepsikan dalam diri Jeong Ha. Sebagai orang yang dari kecil tak pernah diberi asupan kasih sayang yang cukup oleh keluarganya, ia beranjak dewasa dengan baik, dan menolak segala bantuan dari siapapun termasuk orang tuanya. Tapi ia luluh juga karena perkataan ayahnya yang ingin dimaafkan olehnya karena ayahnya tak pernah memberikan kasih sayang yang betul padanya. Lagi-lagi, percakapan-percakaan antar tokoh yang terjadi jadi sangat penting. Jadi aku memberi saran buat kalian yang ingin nonton drama ini, untuk tidak mempercepat adegan percakapan dalam drama. 

Apakah tokoh-tokoh yang ada dalam dramanya mencapai tujuannya? Mmmm... bisa dibilang seperti itu.  Semua tokoh yang diperlihatkan sedang dan diusahakan berjuang, setelah memilih tak pernah melepas dan pun bisa membuktikan jika bisa melakukan. Hal ini membuat diriku tervalidasi pun, iya - sebabnya itu :)  Bismillah.

Dalam drama ini tak ada sakit yang begitu menyakitkan. Semua luka terobati. Bahkan setelah Jeong Ha dan Hae Jun putus aku merasa mendapatkan pandangan bahwa tak selamanya yang disudahi membuatmu sakit, bukan mungkin lagi berhenti pada saat itu adalah pilihan terbaik. Iya, bukan? Kita tak pernah bisa bergerak terus. Roda pun harus direm agar sampai di tujuan. 



*maafkan aku tak bisa membalas rindu itu, aku terlalu pengecut buat bilang "aku tidak baik-baik saja".  (crying like waterfall) - btw, Hae Jun diputusin karena terlalu banyak bilang 'maaf' kalau kata Jeong Ha.  



Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��