Refleksi: Pak Polo, Dinosaurus, dan Pamit yang Tak Bisa Kuputar

Halaman depan rumah adalah tempat yang sering digunakan untuk berinteraksi. Entah itu sekadar berteduh dari hujan lebat yang diaertai angin atau lewat melaksanakan jalan-jalan pagi. Tapi kalau aku bukan sengaja lagi, dari sejak setelah shubuh aku harus menyapu halaman depan rumah itu. Aku senang, pagiku tergerak dengan menyapu sehingga ada kalanya rasa kantuk yang masih sisa dan sedikit menggoda buat tidur nyaman lagi terganti dengan dorongan semangat buat beraktivitas lain di pagi hari. 
Sebelum tulisan ini berhasil kutulis (karena sebelumnya di wc penuh inspirasi sinyal wifi tiba-tiba hilang dan berujung aku main dinosaurusnya chrome) di halaman depan rumah tadi aku bersapa dengan Pak Polo, Kepala Dusun yang kedudukannya tahun ini akan diganti. Ia terlihat bungah menyapa aku warganya yang sedang menyapu. Selain itu ia tak terlihat seperti kehilangan sesuatu padahal sudah jadi rahasia umum tahun lalu Pak Polo kehilangan buah hatinya yang sedang jauh mencari sesuap nasi. 
Pak Polo yang bungah pagi ini jadi menghapus sedikit rasa sedih yang kualami beberapa saat tadi dengan berpikir hari ini akan tetap tiada kabar yang bisa kunanti. Cuma, tentu saja bahagia Pak Polo itu tak bisa kuadopsi buat menghapus dosa yang pernah ku lakukan hehe... Aku sudah terbiasa menjadi tidak apa-apa, nun melihat Pak Polo yang akan kehilangan jabatan itu bahagia dengan jalan-jalannya juga jadi merasa dibentak secara tidak langsung - bertambah tingkat jadi lebih ada apa-apa. 
Ia bahkan akan kehilangan lagi, tapi ia tak merasa kehilangan jadi suatu penghalang buat tetap menata hidupnya. Ia tahu akan kehilangan, tapi senyum dan sapa yang ia beri tulus padaku di pagi hari memperlihatkan "harimu tak boleh dibuat cuma untuk berlarut-larut sedih". 
Setelah sapaan yang terjadi dan sapu kutaruh ke tempat semula aku bergegas mencuci tangan dan kaki. Menyiram cabai yang tidak terkena air hujan, kemudian mengambil bunga telang yang sudah mekar semalam. Selama berpatroli di kebun, dalam diam, ku abadikan ketenangan Pak Polo dalam menghadapi dunia yang sama-sama kejam untuk ditinggali. Terima kasih, Pak Polo menginspirasi pagi-pagi. 


-----------


Selalu ada alternatif agar tidak merasa bosan. Mungkin begitu bagi browser Chrome. Dinosaurus yang muncul pengganti koneksi internet itu memang alternatif kala bosan apalagi waktu 'beol'. Aku pikir daripada berimajinasi tanpa ditulis di saat-saat seperti itu akan lebih baik langsung membawa sar-prasnya. Tak tahunya dinosaurus yang muncul. Ya sudah, aku main saja. 

----------------
Jujur, hari ini aku bangun dengan keadaan macam babak-belur. Tubuhku kaku-kaku. Kupikir alasan yang masuk akal akan kondisiku. Hal yang paling fakta adalah kemarin aku menulis dengan tubuh tidak tegak lurus. Selain itu tidak ada lagi sebab jam tidurku masih teratur di bawah pukul sepuluh. 
Tidak! Ada lagi rupanya :') ada kemungkinan karena aku belum bisa mendapatkan sesuatu yang ku butuhkan. Tiba-tiba kemarin aku mencari rekaman "Pamit". Memang sudah ketemu, sayangnya tak bisa lagi diputar. Pada tahap ini aku merasa apa yang kucari belum ku temukan karena tidak sampai garis akhir. 
Berbekal kata "ya sudah" aku perlahan mengikhlaskan dan berusaha tidak mencoba membuat diriku sendiri penasaran lagi dengan menanyakan "mungkin selain di platform itu, sudah kamu unduh". Rupanya kata-kata terakhir setelah 'dan' itu berjalan berkebalikan, membawaku pada situasi berpikir saat mataku terpejam. Nyatanya aku berusaha mencari di alam mimpi. Dengan begitu, pantas aku bangun dengan babak belur. 

- Tapi kali ini kamu tidak pamit. Tidak seperti biasanya. Alasan-alasan itu membuat keselamatan adalah doa yang ku panjatkan buatmu. Aku sedang bersungguh. Hati-hati di setiap langkahmu. -

Hhh wallpaper hp 'penyelamatku'


Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��