Cerpen: Aku Menyusul untuk Memaafkan

" Boleh pinjamkan matamu?," katamu dengan nada bergetar. 
Aku tahu ini bagimu tidak adil. Aku pun tahu ini sangat berat dijalani. Bahkan berkata demikian pun kamu sebetulnya tak sanggup bukan?. 
Aku sangat mengenal aroma kepedihan ini, bahkan sebelum kamu bilang ingin pinjam mataku. Kamu akan tahu, ketika aku betul-betul meminjamkan mataku padamu. Aku tak akan menyesal meminjamkannya bahkan saat kamu dapat melihat dengan jelas hal-hal yang aku cerna dengan mataku. 
Pada saat itu, kamu pun tak perlu ragu menggunakan air mata yang tak pernah kugunakan menangisi mata yang aku pinjamkan padamu. Aku telah memaafkan pada saat itu, meski sekarang aku masih belajar mengikhlaskan. 
" Terima kasih mau menungguku meminjamkan mataku padamu. Jaga baik-baik, aku tak akan memintanya balik". 
" Aku, tak bisa mengatakan sama-sama padamu. Bukankah sekarang waktu buatmu mengenaljejaki hari tanpa warna seperti hariku?" 
" Bagiku kamu layak, tanpa harus berpikir ini indah atau berwarna, sebab bagiku semua terjadi hanya tanpa warna meski aku menangkap makna"

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��