Kujemput Kamu di Gereja
Kejutan! Begitu kau tampakkan dirimu di depan pintu masuk
Seperti biasa kamu mengenakan kaos dengan celana yang itu-itu saja
Seperti itu jua kamu hidup dengan sederhana bukan berarti tidak ada apa-apanya
Seperti tadi malam kamu bilang "kujemput kamu di depan gereja"
Semuanya perhatian: tak lagi ini jadi "sepertinya" - kamu melaksanakan kata-kata
Dengan begitu, aku yang sengaja menjadi orang terakhir dalam gereja membalikkan diri dalam cemas takut batang hidungmu tak kujumpa
Tapi dengan baik pendeta tersenyum di dekat pintu masuk sebelum aku melewati pintu itu ia- mengerti maksud akhir dari aku yang selama ini ingin cepat-cepat mengakhiri
Aku mengembalikan senyum terbaikku pada pendeta itu, berharap ia ikut mengaminkan perwujudan ucap tadi malam yang kamu haturkan
Kamu hadir di depan gereja dengan setelan sederhana dan amin yang kupinta
Untuk dimengerti:
Pada pukul 11:11 = semua yang berarti tentangmu menghantamku lagi, sayangnya aku tak lagi dibalik jeruji. Aku telah lolos tidak terjebak lagi dalam pusara yang tak seharusnya.
Pada pukul 11.11 = tepat semua ide tentangmu menyeruak mampir dan aku izinkan menaburnya pada tulis yang kubuat tulus. Sebab pada waktu itu kamu benar-benar jadi kamu tak peduli guncangan yang mengganggu, dan aku menyukainya: menyukaimu.
Di kamar mandi, air tumpah, terlalu penuh juga tidak butuh
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu