Renung: Sudah

IYA!!! 

Ini terjadi dari lagu Ardhito yang baru buat OST di film "Kale" yang dibintangi sama dia sendiri. Takjub! Kale yang itu jadi peran utama. Gimana takjubnya? 

Sudah. 

Belum dong!!! Baru aja introduksi kok sudah finalisasi. Eh, gak gitu. Jangan 'baper'. Ini cuma jari dan pikiran melanturku menghaturkan kata yang jadi topik tulisan ini yang sekaligus sebagai judul dari lagu baru Ardhito itu. 

Sudah dulu dong, selingannya. 

Baiklah, balik ke proses takjubnya Shan ke Kale ya. Takjubnya, Kale dulu bukan pemeran utama dalam film. Tapi ternyata kehadirannya menjadikan ia favorit bagi orang yang memfavoritkan, tentunya. Tidak disangka, orang-orang yang memfavoritkan ini jumlahnya banyak dan pada antusias dengan karakter Kale. Membuat karakter yang tidak nyata itu seolah mendapatkan peningkatan strata. Iya, akhirnya jadi peran utama dalam film yang menceritakan ia dan kisahnya. Mungkin secara tidak sadar kita dihadapkan pada hiper realita mengenai karakter Kale dalam film. Mengapa demikian? 

Bagiku hal tersebut terjadi karena sifat, sikap, atau bisa dibilang wujud Kale dalam khayalan khalayak adalah wujud kebebasan yang berhak dipilih dalam kesepakatan atas dirinya dengan dirinya, dan diamini oleh khalayak dari kesemogaan atas dirinya masing-masing : menemukan sosok Kale dalam diri sendiri. Iya, Kale menunjukkan orang dengan kepribadian yang santai tapi tak terburu dalam mengambil keputusan pun keputusannya meski bisa dibilang ada keganjalan tapi diplomatis. Ia detil sebagai manusia yang santai, begitu kira-kira. 

Segitu dulu takjubnya: sudah. 

Ternyata lagu terbaru Ardhito yang rilis tanggal 17 Oktober kemarin memiliki berbagai kemungkinan arti, ya terutama setelah nonton MVnya. Kalau dengar liriknya bisa dibilang merepresentasikan Kale yang dalam bayangan orang-orang yang peduli tentangnya. 

Ah, ini bagiku. Sudah adalah gambaran tentang melanjutkan atau berhenti. Sudah adalah jembatan bagi jalan yang berliku di tengah jalan yang lurus. Sudah adalah pertemuan yang berujung perpisahan - awal yang bertemu akhir meski sudah juga berarti mengawali hal-hal yang bersifat akhir. Tapi sudah bisa juga diartikan keputusan final yang tak dapat diganggu gugat. Sudah tidak cuma sepintas lalu putus cinta dengan orang yang kamu sayang, putus hubungan dengan orang yang kamu cinta, terputus makna antara kamu dan dia. Sebab sudah bisa mengartikan diri menjelma mengubah jadi memberi benih baik pada tiap-tiap kehidupan. Iya, keputusan final, kan?. 

Kalimat ini sudah. 

Itu yang di tangan namanya ceri-jambu. Bisa jadi gede-gede kalau kata yang punya. Cuma kebetulan karena kemarin-kemarin aka recently banget dikeluarkan dari dalem rumah dan kena matahari langsung buahnya jadi mengecil. Eh ternyata juga, karena si empunya jadi agak malas nyiram 😂 
Senang betul ketemu kamu. Ini yang namanya tidak menyangka. Aku diingat dan katamu kamu berhutang budi. Padahal polosnya aku bermaksud agar aku punya teman untuk berbagi waktu itu. Sudah, segitu, cukup. 

K-e-r-e-t-a


Mantra siapa? Aku!!!!! 


Dia yang kusebut pelita, Dian yang bagiku memberi keberuntungannya tak hanya untuk kebaikannya sendiri. Kini ia tumbuh jadi sosok yang kuat dan penyabar. Dia tidak berubah, tapi dia bertumbuh. Aku sudah melepas kata "pawang" baginya. Kini aku menjalani bahagiaku sendiri, Dian pun demikian. Meski kita sewaktu-waktu kalau sempat bersatu lagi dalam keadaan dan waktu. Semangatnya juga menyalur kepadaku. Hehehe berkedok COD padahal pun main kan¤¤¤¤¤

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��