Penyimpanan: Karya

Topi rajut 

Kopiah 

Tanamanku sudah kupindah

 

Jelek ih videonyaaaaa !!! (Biarin)

Kubaru memahami alasan orang-orang yang bahagia dengan suatu hal yang kita perbuat pada orang lain, yang gak mentingin diri sendiri. Dari jual rajutan yang kubuat sendiri rasanya memang lega ketika orang lain memakainya. Ada usaha kita yang bertaut dalam diri mereka. Bahagia itu berbentuk atas pengapresiasian terhadap kemampuan kita, yang kita perjuangkan dengan susah payah. Ah ya, begitu kiranya. 

Dengan begitu, porsi mencintai diri sendiri dan mencintai orang lain harus tetap dibagi, kalau bisa adil. Hehe... 

Intermezzo:

Iya, ini selingan aja. Sebab kesal tak berujung, ujung yang semakin buntu tak jua temu titik temu. Aku tidak bisa menganjing-anjingkan, sebab mereka pun manusia yang harusnya punya pikiran dan hati tak picik macam ini. 

Aku bukan satu-satunya manusia kecil di negara ini yang sedih, hampir seluruh lapisan masyarakat pekerja yang tak diuntungkan bahkan belum pernah mendapat untung macam aku yang rela berkorban bertahan di negeri ini mengaku "ini semua keliru". Kita telah jatuh, dijatuhkan lebih tepatnya. Diolok-olok oleh penguasa negeri, melihat semua yang terucap teringkari. 

Aku bahkan belum mencapai betul menjadi warga negara di sini, tapi karena belum itu membuatku muak ingin saja menikah di luar negeri berganti status tidak lagi WNI. Tunggu dulu, aku ternyata masih mencintai cuma lagi-lagi tak bisa kudiam perih menghadap-hadapi uu ciptaker diberlakukan dan terjadi. Pasal mengenai TKA itu membuatku marah lebih-lebih. Kisah tak seru yang diserbu tabu dalam jagat perIndonesiaan akhir-akhir ini berakhir tetap lucu. Bahkan belum berakhirpun. 

Hatiku panas! Kacaunya negeri ini. Kemanusiaan tak lagi jadi saksi nanti dalam lika-liku tiap-tiap peristiwa yang terjadi. Sebab sekarang telah mati suri digentayangi jua oleh siluman yang mengaku mengamankan negeri. Mungkin aku adalah suara rakyat yang tak terdengar, tapi biar. Aku sudah jua ikut mendeklarasikan menentang hal-hal yang kuanggap keliru dalam logikaku.