Cerpen: Air Bercerita

Pura-pura adalah jalan yang selalu kamu tempuh, meski tidak malam itu. Kau ajarkan aku mengenai satu ditambah satu yang tak harus jadi dua. Tapi mengapa harus malam? Sebab siang kau sedang mengambil satu liyan dari aku. Dengan begitu harusnya tetap dua. 

Tapi mengapa jalurnya tak sedemikian lurus-lurus saja? 

Ibu peri yang dari tadi terduduk merenungi kalimat-kalimat tanya tiba-tiba saja menghentak. Diikuti lagu latar belakang musik hutan macam mars. 

" Sudah tahukah kamu Air, kamu cuma perlu menghentikan kemudian melupakan"

Ganti aku yang terhenyak, betul juga kata Ibu peri. Daripada meluruskan satu plus satu yang tak ada ujungnya, lebih baik demikian dahulu. Sebetulnya tak mampu. Tapi dijalani dengan cara seperti ini. Daripada ditinggal menutup pembicaraan tanpa bersolusi hingga memperpanjang keruh dalam air, bukan Air. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��