Kepada Dunia: Kucing Lumpuh, Sapu Pendek, Hati Sapi, Cermin-Cermin

Tersebutlah ia kucing dengan kemampuan berjalan dibuat minim oleh Yang Maha Pencipta. Pekerjaan utamanya mengawasi jalanan. Sebelum lumpuh pun dia jadi pengawas jalan. Sudut matanya selalu waspada melihat seluruh kejadian di ruas jalan utama menuju desa. Ia hampir membuat laporan yang selalu terbaik di antara kucing pengawas lain di desa. 

Dedikasinya terhadap sikap awas yang hampir sewindu ia lakukan itu akhirnya pun berujung pula pada celaka akibat kerja. Ia yang berhati hangat penuh tentram, melesat begitu saja ketika ada pengendara kendaraan bermotor yang tidak tahu etika di jalan. Ia mengorbankan dirinya sendiri, membuatnya jadi kucing bergelar pahlawan dengan mengingatkan pengendara dengan hati-hati. 

Bahkan lebih dari itu, setelah ia kini tak mampu lagi berjalan dengan baik dengan dua kaki belakang yang tak bisa gerak, ia tetap berjalan dengan dua kaki depannya. Seolah ia memberi pembuktian pada pengendara lain pun yang mengenalnya buat tak berpikir untuk berkendara dengan seenaknya tanpa mematuhi tata tertib yang ada, meski itupun yang tak tertulis langsung dalam tiap undang-undang. 

Kucing itu seolah berpangku kaki, mengawasi dengan tajam seolah ada kasus lagi. Begitu tiap waktu. Ia tak mau menyerah pada keadaan. Ia selalu ingin berkorban tanpa melukai banyak pihak terutama pengendara. Kebahagiaan untuk dirinya adalah masih memiliki semangat untuk berbuat baik, kebahagiaam untuknya ialah menyembuhkan luka orang lain. 

------------------------

Jempol tangan kananku gemetaran. Ini pasti ulah sapu pendek yang harus diganti. Oops! Bagaimana aku menyalahkannya di saat ia yang paling paham gejala yang dirasakan oleh syaraf-syaraf tubuhku?.
Ah, ya. Sapu pendek itu tetap harus diganti, bukan perkara ia sebab terjadinya tremor berlebihan pada jempolku. Ia tak lagi nyaman membersamai. Melepaskan dirinya bahkan adalah jalan terbaik. Tadi pagi aku menanyainya, ia ternyata rela untuk meninggalkan pelataran rumah saat sebentar lagi tentu saja banyak ia dibutuhkan, karena angin membawa daun-daun berguguran membuat pemandangan yang tak nyaman.  

Sudah pendek, aku butuh sapu panjang. 

-----------------------

Siapa yang mengira bahwa sapi tidak punya hati? Tidak ada rupanya. Semua manusia percaya sapi punya hati. Adapun yang tidak membuat kupercaya adalah hati sapi ini berbentuk waru. Seperti yang sering digambar mahasiswa saat bukunya melompong tapi dosen tetap ngomong. Cuma itu. 

-------------------------

Main-main di antara cermin-cermin
Kalau dalam dongeng diceritakan tanya untuk siapa paling (yang baik-baik isi sendiri), aku sebagai cermin tetap diam," kata cermin-cermin yang telah menangkap banyak bentuk ketidakadilan dalam pantulan wajah makhluk hidup. 

Aku memantulkan ragu, terjebak hiruk-pikuk, tak sempat meringkuk walau hanya angin sepoi-sepoi yang kutemu. Ia memancarkan rindu, menawar tawa, membabi tangis, menusuk kecewa, menghentikan pedih. 
Aku tertawa, ia menangis.
Aku tersenyum, ia tertegun.
Aku manis, ia sinis. 
(hours to hold you, it's you) 







Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��