Berkasih : Pada Rasa yang Tak Pernah Kusebut di Hadapmu

Aku tergesa, memilih masih bermain-main dengan api tapi tak tergesa memadamkannya. Menurutmu, apakah alasanku sebetulnya di balik kata 'tapi'?. Kalau kamu jawab 'iya' sebenarnya kamu yang sedang menjawab untuk kepentinganmu. Sedang aku memiliki 'tapi' yang terus kamu sangkal menunggu hal yang kamu sebut 'alas(an)' terurai di permukaan. Aku sudah tahu bahkan sebelum aku membuka gerbang menuju titik terkecil api itu, sedang kamu membuka lebar berkata hangatnya akan kamu jaga sedemikian rupa. Nyatanya... Api itu terlalu panas bagiku, dan pada akhirnya pun aku tak butuh bantuanmu memadamkannya dengan cara apapun meski melakukannya, atas kesepakatan kau dan aku.
Hari ini aku diingatkan lagi tentang api. Membuatku tahu, aku harus segera berdamai dengan semuanya. Sebelum semuanya berusaha meruntuhkan aku dalam keadaan yang tak pernah bisa aku bayangkan. Peringatan hari ini yang tanpa sengaja dilontarkannya masuk dengan sopan, perlahan, pasti membuatku tak habis-habisnya meredam tiap kata lain yang dilontarkan hati kecilku dalam diam. Lontaran deret huruf itu, mengenang sejenak pilu yang sedang ku jalani, membuatnya tandas berpikir penyebab turun berat badanku. Ah, tapi mungkin iya, tapi ada hal hebat lain-lain yang membuatku demikian.
Untuk mimpi-mimpi yang kuingin tapi belum terwujud, masih ku sisipkan kalian dalam tiap doaku. Seperti api yang sedang membara itu, aku berdoa agar mimpi buruk diantaranya segera teratasi dan teredam pelan-pelan, meski luka mengintai dan menanti.
Tuhan, terima kasih aku telah menyapanya. Aku telah pernah berdoa dan bermimpi indah tentang 'kita'. Walau ini bukan pesta perpisahan, aku tetap merayakan : keikhlasan. Melepas sumbu api yang tak bisa sembarang putus layaknya benang untuk bermain layang-layang. Aku ingin mengalir seperti air. Masih boleh kan aku berandai-andai?. Dearest you, I just wanna love u right jugalah.

Note:
#Ryu, Fifi, Laura, aku setuju tentang proyek yang kalian susun. Aku mendukung dengan ide dan kekuatan lainnya.
Mabuk intel aku :D

#Sedang buat Kayog yang sepertinya harus segera ku temui, semangat buatmu. I love you

#Aufa, Immas, Dep. Kalian ternyata masih sama ya. Untungnya demikian. Beruntungnya kalian demikian. Aku merasa tidak takut sendirian, tidak takut sendiri - sepi - bahkan tidak takut menangis meski tidak ada hubungannya dengan kalian.
fokusnya ke mas-masnya, yang di belakang. gemas pipiku ada isinya.

inget banget, kalau Aufa yang sedang riset itu mau balik beberapa hari kemudian. pokoknya, aku gak sidang kalau Aufa gak datang. sebetulnya dulu demikian, sambil memang mencari jadwal dosen yang terus aja bertabrakan. setelah itu, aku punya teman makan. 

#Mungkin ada yang sedang rindu aku, ingin bertatap lewat layar ponsel pintar sayangnya aku lebih memilih tidur di bawah pukul sembilan. Maafkan. Aku memang bermaksud demikian, sebab tidak ada yang tahu bahkan aku dan waktu yang saat itu ku miliki tak pernah tahu, bahwa aku sudah mengantuk dan melepas segala bentuk gangguan tidur. Yas, kujanji lain kali.
#Sedikit banyak dihibur Sab mengenang Probolinggo dengan segala keruwetannya yang tak kunjung usai. Tapi senang. Sungguh. Ditambah sore dengan Ilham yang cuma bisa ku manfaatkan 2 jam tak lebih, membuatku kembali lagi padaku untuk berbuat baik dengan laik. Kalian mengajarkanku buat saling jaga secara tidak langsung. I'm really glad to see you, dears. 
#xie xie ni, for having me, for let me to cry on Yul. Let's have another great time to talk. 
#Pada alam yang belum sepenuhnya kujaga, namun masih sering ku eksplorasi tanpa tahu diri : hari ini senang dan sedih datang betul-betul tanpa diundang. Ajaibnya kamu ada di sini. Atau ajaibnya Tuhan menciptakan semua ini. Walau segalanya sudah kuatur dalam kerangka Excel, sebetulnya memang aku cuma bisa berencana. Tidak akan Excel betul terjadi secara excellent setelah kubuat segala hal jadi tertata. Syukur padaMu, Tuhan. Kau berikan berkah bertubi-tubi. Kau berikan cahaya yang sedikit demi sedikit Kau perlihatkan, padaku yang sedang pasrah dalam dilema. Aku memelukmu dalam diamku. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��