Refleksi : The Source of Laughter and Happiness

Dulu aku menggantungkannya pada hal-hal yang bisa kulihat saat itu juga. Hal-hal yang benar adanya membuat tertawa dan bahagia. 
Contoh sederhananya ya fangirling exo. Dulu maupun sekarang, mereka masih jadi sumber semangatku. Aneh bagi sebagian orang. Tapi tidak aneh bagi sebagian yang lain, kan?. Baru kusadari pula setelah waktu berlalu, ditinggal pergi dan jauh anggota exo bahwa sebenarnya mereka juga secara tidak sengaja menaik-turunkan emosiku dalam waktu itu. Setelah kuusut sampai hari ini ternyata yang terjadi hingga ada 'sense of belonging' dengan exo ya karena aku mau terlibat. 'Aku' dan 'mau'. Dua kata yang dirangkai memiliki berjuta makna membuatnya hadir dalam bentuk pikir, rasa, dan karsa. Sedalam itu mereka hadir : betul atas inginku. Jadi artinya, meski mereka sumber semangatku, tempatku menggantungkan asa kala lara, tempat satu-satunya (haha emang satu-satunya?) yang bisa menyembuhkan adalah aku sendiri atas izinku cuma memang ada batas yang dari diriku sendiri kadang kelewatan atau direm sebelum sampai. Lagi-lagi siapa? Diriku, bukan? Iya, sumber kebahagian atas diriku masih tetap aku tidak tergantung atau digantung liyan. 

Beberapa waktu lalu...
Trias, sobat Klaten mengirimkanku banyak kalimat lewat email yang kiranya aku sudah menduga. Isinya kurang lebih sama dengan hal-hal yang kuungkap di atas. Tidak persis, kira-kira begini: 

Assalamu’alaikum, Shan 

Gimana kabarnya, shan? Semoga dalam keadaan yang baik, atau setidaknya sedang mengusahakan untuk baik-baik saja. Semoga. 
Udah lama ya Shan gak ketemu, waktu kayanya cepet banget ya. Hmm atau kita yang begitu menikmati waktu sampe gak terasa kalau lama. Semuanya selalu ada kemungkinan ya, Shan.

Sudah memaafkan diri sendiri belum? Semoga di momen lebaran ini bukan hanya meminta maaf ke orang lain, tapi juga meminta maaf pada diri sendiri untuk di masa lalu, masa kini dan mungkin masa depan. Mungkin akan menjadi lebih baik ketika meminta maaf pada diri sendiri, lebih menghargai diri sendiri dan mencintai diri sendiri. Jangan lupa ya untuk mencoba memaafkan diri sendiri, kelak setiap individu akan merasa capek sudah berjalan jauh. Mungkin itu waktunya untuk mengistirahatkan diri, memberi jeda, menenangkan pikir dan memantapkan tujuan. Sampai pada akhirnya individu menemukan titik tuju yang memang sudah cukup di hati, entah apapun itu. Bukankah semua proses butuh jeda?

Aku meminta maaf, shan, banyak kata dan sikap yang mungkin meninggalkan bekas luka di hatimu. Banyak hal yang mungkin menyakitimu, entah aku sengaja ataupun tidak. Sungguh, aku minta maaf. Pun demikian dirimu yang sudah ku maafkan. 

Terima kasih ya shan sudah hadir dalam perjalanan kehidupanku, sungguh aku sangat berterimakasih sudah menggoreskan warna dalam hidupku. Kenapa sih kita ketemunya waktu kuliah? Hahahah harusnya udah lama ya. Gapapa deh, semuanya kan harus disyukuri. 
Terima kasih yaa Allah sudah mempertemukanku dengan Shantica, kawan yang ada tanpa diminta, yang bisa tanpa dipaksa. Sungguh berterimakasih.

Sudah dulu ya lembaran ini, aku bingung ngomong apalagi. Banyak yang ada di kepala dan perasaan ku tapi sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. 

Wa’alaikumsalam wr wb. 

Dari Trias Khusnul, ditulis pada tanggal 27 Mei 2020 pukul 21:54 WIB 
dan akan dilayangkan ke Mojokerto pukul 22:10 WIB. 


#Aku memendam kagum pada orang-orang yang berani mengutarakan keinginannya lantang-lantang, terutama mereka yang bisa membuktikan. Kalaupun ada pada satu titik keinginan yang diharapkan tidak tercapai walau telah berusaha dengan maksimal, mungkin memang ada kehendak yang lebih kuasa dari kita sebagai penentunya.

#Aku sampai bingung mau mengucap terima kasih yang seperti apa dan bagaimana? Tiap ucapmu kudengar tulus dan penuh kasih meski kutahu kamu bajingan. 

#Puisi pada Pergantian Waktu yang Tak Bisa Langsung Bertemu
Judul: 7210
Deret angka yang kuingat betul pernah dilalui 
Kutahu berkurang dan sekarang hampir sampai lagi 
Melihat penambahan yang signifikan membuatku makin sangsi 

Setelah kupikir tak perlu 
Aku buang deret itu dengan lalu 

Celana kotak
Kotak celana 
Celana di kotak 
Tak usah cari kotak di celana 
Apalagi deret 7210 

Ditulis di catatan virtual pribadi sebagai tanda resah menunggu di rumah sakit. Cepat sembuh jiwa dan raga yang sakit, cepat sembuh papa. 7210 adalah jumlah resah berlarut dalam nilai yang maju-mundur. 



Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��