Cerpen: Kamu yang Membuatku Pulang

Kita adalah teman masa kecil dengan keceriaan di bawah pohon trembesi semasa istirahat sekolah dasar. Kita sama-sama kerang, lunak di dalam keras di luar. Kita saling tahu kehancuran di antara kita, kita saling bersandar mengakui keadaan tidak bisa selamanya bebas, terbebas, dan dibebaskan. 

Aku pernah mengaku kamu cinta pertamaku, di saat aku belum sepenuhnya paham mengenai cinta itu. Aku hanya sekadar tahu waktu itu, aku heteroseksual yang meyakini kamu yang disebut cinta. 

Setelah bertahun-tahun, melewati musim panas dan hujan yang bertubi-tubi, bahkan kita melewati sekali gugusan altair-vega-veneb, aku yang masih menganggapmu cinta pertamaku tumbuh jadi manusia yang tak sepenuhnya dipenuhi ceria di bawah pohon trembesi dulu. Kamu kehilangan dan aku tahu kamu butuh waktu, kamu harus melepaskan. 

Dalam percakapan mengenai yang hilang itu, aku ingat kamu membuat tatapan cerdas khas dirimu. Kamu buatku bergeming sedikit salah tingkah karena sorot itu. Sorot yang buatku jatuh dulu bahkan sekarang. Sekarang ketika kaupun akhirnya berkata. 

" Aku dibutakan sesuatu"

Sepuluh menit terdiam dan merenungi kata-katamu aku mencoba paham. Sampai kamu pun menjelaskan sendiri. 

" Selama ini aku hanya berputar-putar tanpa tahu jalan pulang, aku hanya bermain tanpa tahu cara menghentikan. Tapi berkatmu aku sudah memilih, menemukan"

" Apa?," jawabku sekenanya karena tak sanggup menahan penasaran. 

" Selama ini rumah buatanku telah kubangun, tapi aku tak begitu menyadari dan aku sering kali lupa jalan menuju rumah yang kubangun itu. Sekarang, dalam waktu jedaku ini aku tidak ingin membuang waktu untuk salah masuk rumah orang lain lagi. Kamu, bagiku rumah itu"

Begitu kalimat terakhirmu meluncur, air mataku pun meluncur melalui celah mata kanan. Seorang aku yang sebenarnya menunggu kalimat itu terlontar sejak aku mengenalnya di bawah pohon trembesi pada jam istirahat sekolah, senang tak terkira sambil masih tidak percaya. Selama ini aku menanti, dan aku tidak menampik aku memang menyimpan rasa yang lebih terhadapmu, dulu pun kini. Aku akan pulang juga, benar-benar pulang ke tempat yang bisa kusebut rumah.  

Padamu: yang miliki sorot cerdas itu, kuucap terima kasih membuatku menjadi rumah dan menemukanku sebagai tempat pulang. 

BGM: Paul Kim - Me After You

Ps. Siapapun kalian, beruntunglah ada rumah yang selalu menerima tanpa harus kalian berusaha, meski pada akhirnya kalian akan terus mencari sampai menemukan. 

Kata kunci: 
Pohon keres, 5 anak kecil, celengan bersama di batang pohon pisang, tas yang sempat kulukai dengan cutter, tepuk tangan karena aku berseru menyanyi dan membacakan, kekaguman terhadap tarian masa ujian tingkat remaja 1, label sombong yang sebenarnya tak perlu, morse, sepeda, angsa, surat kaleng, tidur siang bersama, mandi di sumur bor, tebu dari petani panen, gambar tukang balon, dewi-dewi, avada kedavra, lumos, expecto patronum, tricen, 7tive, detective conan, lomba-lomba dan karantina, kelas prestasi.  

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��