Dunia Harus Tahu: Alasan


Akhir-akhir ini pertanyaan yang sering mengembara jauh dalam pikiranku adalah "mengapa". Awalnya tidak begitu kuyakini itu ada, tapi kalau ditarik benang merah pada masa kuliah PPL (Praktik Penelitian Lapangan) yang dibimbing Mas Pujo aku jadi menemukan memang mengapa/kenapa ini jadi kata tanya paling manjur dari 5 lainnya. " Kata tanya mengapa akan menyertai kata tanya lain dalam sebuah wawancara dan kata tersebut memiliki jawaban yang tidak terbatas," kata Mas Pujo pada diskusi tentang pertanyaan penelitian pada 20 September 2016 di Gedung C Ruang Sidang 1, FIB, UGM. 

Nah, karena aku adalah seorang yang selalu menimbang-nimbang keadaan tentu aku kepo pada perubahan tingkah laku seseorang. Aku mungkin orang yang sensitif terhadap perubahan orang lain, terutama yang menyangkutku tapi sebenarnya aku juga bersikap bodo amat, nanti setelah ada alasan: penjelasan yang cukup membuatku mendengar tanpa mengintimidasi dengan berkata "aku juga pernah sedih kehilangan/ itu sih mending aku malah..." atas pertanyaan kenapa/mengapa yang ku berikan pada seseorang. 

Kalaupun sudah bertanya tapi dijawab "gak apa-apa" akan lebih baik bagiku merasa lega, bahwasannya ia mungkin sedang dalam keadaan yang benar-benar dikatakannya, tidak ingin bercerita, merasa aku bukan teman cerita yang diandalkan, bukan prioritas, atau bahkan ia butuh jeda, butuh kebebasan untuk tidak ditanya-tanya. Nanti kalau memang ada waktu dan kita masih berharap cerita mengapa padanya belum selesai dibagi, doakan saja mereka mengingat rasa penasaran kita. Walau ada baiknya bodo amat adalah kunci dari persinggungan antar manusia ini. 
Kemarin kulontar pertanyaan mengapa yang kira-kira jawabannya demikian:

" Biar gak ada konflik aja sih"

Coba tebak! Alasan tersebut digunakan untuk kalimat tanya yang seperti apa?. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��