Untuk Semesta: Berusaha Waras di Tengah C-19
" Yuuhuu, aku kok baca berita sedih dikit langsung nangis ya, aku capek".
" Temanku juga kemarin-kemarin ada yang chat hal yang sama denganmu, Shan. Ya inget-inget kamu mau haid gak?"
Setelah itu kuingat betul aku belum waktunya haid, ini cuma perasaan yang dirasakan barang pecah-belah, mudah rapuh, retak, dan tentu: pecah.
--
" Rasanya aku juga pengen bantu, Nis. Tapi ya gimana? Aku cuma bisa kasih doa"
" Ya sama, Shan. Aku sebenere juga bisa cuma doa, ya aku sembari filantropi sih ini"
Anis, tanpa ditanya mengatakan hal yang setidaknya membuatku lebih berani mengambil langkah yang sama dengannya - tidak memanfaatkan keadaan dengan memikirkan nilai ekonomi.
" Pisahin dulu emosionalmu itu sama objek, pelan-pelan. Entar kamu bisa bantu dengan rasional gak lagi emosional. Semangat ma luff 😘 "
Hari ini aku berangkat!. Menunaikan rasionalitas yang masih sedang kubangun, tapi kan segera ku laksanakan. Tunggu aku.
Semoga tangis yang kubilang ke Yuuhuu berangsur-angsur sembuh dengan nasihat Anis. Biar capek dan sedih kuserap akhir-akhir ini gak jadi toxic.
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu