Refleksi: Pengakuan
Serangkai kata pengakuan mengandung banyak makna - tentu saja tentang aku. Maka dari itu, pengakuan harusnya tak tentang siapapun, tapi tentang aku, dan begitu kira-kira harusnya Selasa sore itu. Bukannya aku yang terdiam memandang sorot matamu yang begitu jenuh menghadapi tiap-tiap takdir yang kau alami, tiap-tiap indah yang tak pernah kau sambut dengan baik katamu.
Katamu, katamu, kata-katamu terus, sehingga aku tak punya waktu buat membahas pengakuanku, membuatku mencatat saja yang ingin kukeluarkan besok sebagai pengakuan. Tapi senyatanya tanya dan nyata kau pun kuras atak perlu pengakuanku. Pada semesta kulukai diri sendiri, menyimpan pengakuan padahal benar-benar menyakitkan.
Bunga dan burung yang tertiup angin mencibir
Saling berbisik satu sama lain
Berlomba mengusik
Buatku melongo, tersandung kaki sendiri
Mampus! Terkapar lagi aku dalam tangis
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu