Refleksi: Tinggal Aku dan Aku, Biar Aku Saja

Aku memang membenci diriku sendiri : aku memang sering kali menyakiti diri sendiri tanpa berpikir sakit lebih dalam kuterima setelah hampir tidak bisa menyembuhkan luka sebelumnya.

I'm not okay
Not now, even after

I'm hurting by myself
But everybody really made me "I'm just okay"

Aku tidak sedang menyalahkan siapapun meski sebagian darinya pernah memberiku ide untuk bertemu di antara 'salah'. Aku ingin sendiri pada suatu gelisah, aku ingin diriku tenang pada suatu kecanduan. Aku ingin memeluk diri dengan cara paling sederhana, menghargainya tak hanya dalam kata ungkapan.

Aku masih anak mama yang suka mendengarkan cerita, dari siapapun: darinya juga yang buat raga traumatik, jiwa membayangi. Pada segumpal resah atas ketidakpulangan orang yang disayangi sekaligus ditahan membencinya, aku tetap ingin ia yang lain pulang dengan selamat, dan semoga Tuhan mendengar tangis dan sangsiku di bawah lampu yang sengaja jadi gelap: dimatikan. Semoga malaikat mengaminkan ucapan tanpa serapahku di 1/8 cara agar dia yg lain kembali. Semoga tiada setan dan peranakannya yang membawa ia lain kembali pada dunia yang jauh dari hal yang bahkan aku sendiri pun tak menginginkan.

Selamat malam setengah percaya.
Kutitip pikiran lama yang terus saja menghajarku hingga detik ini.
Aku pun sudah cukup lelah: menunggu perubahan.

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��