Refleksi: 17 Kesembilan

Tenang, tentu aku sedang tidak baik-baik saja. Tentu bosan datang seperti biasa, tentu kecewa dan tawa lupa mendampingi membuat suasana.

'Halo pagi'
'Selamat bertumbuh kamu'
'Aku sayang padamu'

Hal-hal di atas menjadi teman main yang mengasyikkan, bahkan lebih banyak menggairahkan, membuahkan banyak keringat tapi melupa cara terluka dan menangis tanpa tertahan.
Pada akhirnya, pengorbanan terlihat salah di mataku. Pengorbanan berubah pamrih dan menyombongkan diri, alpa menjadi-jadi, umpama ilmu padi tak dikembalikan pada diri sendiri. Membuncah kesal di dada, terlontar kasar dalam berbincang : penuh ragam hina. Aku hanya terbatuk, mencoba teetawa ternyata tersedak. Mencoba menguap ternyata ilusi belaka.



'Hai siang!'
'Aku juga menyayangimu, bahkan kau perlu tahu'

Selepas studio dipindah, semenjak itu hawa-hawa tidak enak muncul. Pantas saja, ternyata memang dibuat tak enak dengan bau dupa melati yang menyengat. Astaga, aku menyukai melati tapi mengapa semenyengat ini dan buatku mau lari?.




Pada Ayang, kemarin kutelah menceritakan tersiksanya aku sehingga ia harus memikirkan cara agar kukembali seperti biasa. Tapi ada yang tetap berlanjut hingga sekarang: perasaan tidak tenang dan tak bisa diungkapkan pun dengan perlahan. Iya, perlahan pun tidak pasti. 'Mengapa kusering merasa bahagia padahal juga tidak? Mengapa aku jadi tak bisa melegakan tangis seperti biasanya ya, yang?.
Sedang pada Sunbae seperti biasa pada akhirnya tak bisa ku laksanakan kehendakku sendiri. November akan segera datang, maafkan aku tidak bisa datang. 


Kesannya, secara keseluruhan tapi juga tidak seluruhnya isi pesan dari Shantica dalam tulisan di blog ini banyak sedihnya ya. Iya, Shantica sering lupa mengucap syukur kalau bahagia diambil sendiri tak dibagi dimana pun. Kesal, kan jadinya.... Iya, Shantica pun kesal dengan dirinya. Setelah akan kehabisan kata-kata akhirnya Shantica mengaku: meski sering kali dibutuhkan membuat hati tak tenang sendiri, tapi dibutuhkan juga membuat Shantica senang. Pertanyaannya: Shantica ini siapa?

Masih 'terima kasih' yang bersandar pada 'maaf' menjadi kata ampuh, kata yang diandalkan dalam perjalanan hidup. Terutama kala mengakhiri, kala mengenang kembali, kala bertemu kala pada kala yang membuatnya ada.     

17-Smiling Flower hampir mirip sama EXO-Promise dalam prosesnya. 



Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��