Dunia Harus Tahu: (sedang) Di Gerbong Berbeda

Mengapa pulang jadi seluka ini? 

Empat tahun lalu sebelum kukenal dan kujamahi titik-titik kenangan bagi orang lain, Jogja tak pernah menyisakan sakit saat ditinggalkan. Yogya yang lama-kelamaan lancar disebut Jogja, kini agaknya buatku pilu, sendu, menyayat dan rapuh. Padahal kalau ditelisik lagi, orang-orang yang sama di pikiran dan kenyataanku jua pergi kadang tak kembali lagi. Kalau dirasa, sebenarnya kuharus menata lagi rasa-rasa yang mulai bersalah dan bermasalah pada Jogja. Peluang terakhir sebelum benar-benar mengakhiri dengannya, ku menjanjikan pada diri sendiri 'tuk lega dan tak berat hati meski tetap menangis. Pada kesempatan lain yang diberikannya, semoga kubisa meluapkan senyum yang tertahan pada tangis sampai sayonara berikutnya, sampai cerita, hal-ikhwal beranak-pinak mengasyikkan membuatku butuh rujuk meski sejenak. 



Stasiun Besar Yogyakarta, Tugu 
Sancaka, 2, 8C
06.45 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��