Opini: Santapan Terakhir

Mulutku masih mengecap rasa terakhir, lidahku menyimpan kenangan, gigi-gerigiku mengenali segala hal akan berakhir. Bersama tak lagi jadi jalan bagi kalian berdua yang saling tatap namun tak mampu sebab malu padaku. Aku yang dibuat bimbang membawa diri akan berlabuh. Sebuah keputusan yang sulit, tahapan yang aku pun tak mau membaginya, hanya saja diam tak mengambil keputusan ini akan membuat segalanya bertambah susah diatur. 
Sendok dan garpu ditata di tempat yang sama, masih seperti pertama kali kita makan bersama di atas meja. Ya, saat makan waktu itu, membaginya dengan tawa dan kerinduan. Bukan prasangka dan gelisah. Bahkan gelisah pun dulu bisa dimaafkan dengan diutarakan. 
Ada apa dengan hidangan di depan mataku sekarang? Mengapa hanya ada ikan goreng yang matanya ikut berkaca-kaca mengenali isi hatiku? Mengapa sayur sup yang dibuatnya menjadi berair mata? Mengapa ayam bakar yang sedang ingin kumakan dalam pikiran ikut berkeringat? Pada pertanyaan terakhir yang belum sempat kuutarakan pada meja terakhir kita: mengapa berpisah dan memisahkan menjadi pilihan kalian?

B=Buber,Bahasa,Bubar


Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��