Catatan dari Teman: Permainan - Games - Mereka (Teman-Teman(ku)) Sekarang

Peraturannya begini: Entah sejak kapan games selalu diidentikkan dengan alat yang canggih dan modern sedangkan 'permainan' dikaitkan dengan yang tradisional. Tidak mungkin anak kecil usia SD sekarang berkata pada temannya demikian ; "ayo teman-teman kita main games kelereng!" Padahal yang dimaksud memang bermain gundu dengan memasukkan ke dalam lubang buatan mereka di tanah yang luas. Hm, atau mereka bilang begini pada temannya: "cepat isikan baterai hapemu ayo kita main permainan Mobile Legends bareng!". Wah, agaknya Bahasa Indonesiaku tercinta sekarang sedang ditarik-ulur, para pemakainya bingung menunjuk bahasa yang benar untuk menyatakan suatu pekerjaan yang sama. Sampai kalian dewasa nanti, semoga saja ada yang memberi pengertian yang baik agar tidak terjadi salah kaprah begini. Meski agaknya mengartikan segalanya ke Bahasa Indonesia tidaklah begitu efisien jika dilafalkan, tapi perlulah kiranya paling tidak kalian membenarkan kebiasaan itu dalam tulisan. Begitu dulu. Aku tidak marah, aku hanya gemas. Sebab yang bahasa serapan harus selalu menggunakan tambahan ctrl+I untuk dapat dipahami sebagai serapan. Melakukan hal itu memang mudah, tapi akan lebih memudahkan jika tidak dilakukan karena keefektiannya.  
Mereka lebih antusias di depan gawai masing-masing, dibandingkan harus basa-basi menjawab pertanyaan dariku. Mereka lebih merasa asyik saat tidak diganggu diriku yang hanya ingin menyapa sebelum aku pergi meninggalkan mereka. Mereka yang namanya saja tidak mereka sebutkan. Mereka yang sekarang lebih memilih games daripada permainan. Jangan lupa belajar ya :') Sampai jumpa lain waktu. Aku akan menanyai kalian satu-satu.


#Sebenarnya aku resah sekali saat aku berusaha tidak cuek pada orang lain ketika aku berhadapan dengan gawaiku sendiri. Tapi terkadang 'seperti' ada hal yang memaksa pada diriku rasanya seperti kesetrum, atau melihat kilat di depan mata. Berhenti sejenak, menutup telinga dan mata kalau bisa jangan sampai melihatnya karena bukan keinginanku. Aku juga cemas, ternyata semua orang di sekitarku banyak yang kesetrum. Bagaimana kutahu banyak? Kutahu karena mereka lebih banyak memilih untuk tidak mengajakku bicara. Kadang tidak sejenak lagi bahkan berlama-lama. Aku didiamkan mematung, hingga buatku iri dengan sebongkah gawai yang selama hidupnya tak pernah terlantung-lantung. :'(

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��