Cerpen: Ia yang Tidak Dituankan

Sepertinya ada yang tidak berlaku pada sosok itu. Berupa pola pikir yang selangkah maju tiap kali bertambah umur. Ia hanya sadar kalau tua akan pikun. Tapi tua tidak cocok baginya di kala itu. Ia tak melihat anak-anaknya tumbuh, ia tak malu membagi nikmat dunianya tanpa peduli dengan apa-apa yang mestinya ia rawat. Ia bahkan masih saja riya' menghadapi kenyataan yang pahit dan susah ditelan. 
Sekarang, bayi kecilnya yang tidak lagi lugu dan lucu mengerti kata 'berang', karenanya ia diajak perang. Ia tidak pernah sulit menjawab argumen yang dilontarkan bayinya, ia terlatih demikian karena hampir tiap hari tanpa kehadiran bayinya, ada saja yang diajak beradu mulut hingga pedang. Kalau saja bayi atau lawannya dirasa akan menang, ia melempar apa saja buat melegalkan kekesalan yang menjalar padanya. 
Kemarin, ia memberi ultimatum. Ia sekarat, memberi wasiat tanpa isi apapun. Dikata buntung tidak juga demikian, sebab ia telah mati lalu tidak menyusahkan. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��