Penyimpanan: Mengumpulkan Bukti (1)


Dulu - ketika masa SD aku selalu bertukar kado dengan cara memberi hadiah tiap teman ulang tahun. Tiga orang termasuk aku menyisihkan uang saku menandai tiap bulan yang terdapat hari ulang tahun teman itu, dan itu berlangsung hingga kelas 6. Setelah itu, hanya ada seorang teman SD yang masih bertukar kado denganku sampai akhir masa SMP. Leni Puji Mulyati anaknya Pak Nuriyadi, bertempat tinggal di Pohkecik GG. 2 (tapi agak susah juga menemukan rumahnya dari jalan raya). Berkawan sejak kecil, membuatku bertanya-tanya apa yang dilakukan sekarang? Apa ia masih bekerja mengangkat telepon sebagai resepsionis di pabrik jeli? Halo, aku juga rindu Len. 
Ini tulisan singkat yang pernah ia tulis padaku pada saat ulang tahunku yang ke-14. Tujuan menuliskannya kembali di sini supaya kertas yang digunakan buat ia menulis bisa kusimpan dengan rapi dan bertahan lama, jadi kalau aku kangen tidak usah membukanya lewat sana. Lewat blogku saja, cukup.  Dia menulis:
(gambar raut wajah orang yang berpikir)  Masih inget kan?!! Masa' lupa!! Ayo diingat.. Ih, ini gambarmu yang lagi mikir he he :). Happy Birthday ya, pren... em.. tambah gede aja nih. Sekarang kamu sudah umur 14 tahun. So, aku doain supaya kamu makin pinter, hidup panjang, berbakti sama ortu, dan pastinya tingkatin ibadah (jangan ngehina aku lo). Dah ya ini aja gak usah panjang yang penting tulus. 
Pesan: 1. Ya, aku tahu kamu gak suka lihat Naruto tapi aku suka, jadi kukasih Naruto supaya kamu pren inget terus sama aku. 2. Buat slayernya, aku udah coba nyari yang warna kuning but gak ada :( lagian ada orange, emang kamu suka? mau dikasih pink (hwek) itu kesukaan monster stress... --> ya.... warna putih itu bersih, emm anggap aja sebuah persahabatan yang banyak sekali cobaan ... menurutku... cobaannya itu bisa digambarkan dengan motif-motif itu... kye... kye... :) oww aku puitis bangett :D. 3. Buat sampahnya ntar kamu yang bersihin kan kamu yang nyobekin!!!? he ... he... :D dan untuk kertas-kertas tadi jangan dibuang :( buat bolpoinnya juga. Dah itu aja yow, happy birthday 
With Love - Leni Puji Mulyati 
Segala bentuk tulisan di atas sudah kugubah dengan kata dan bahasa yang mudah dipahami dan dibaca. Sebab, masa SMP kami adalah masa tulisan-tulisan disingkat dengan sangat seenaknya dicampur angka atau huruf yang besar-kecilnya tak beraturan. Move - impresi untuk dia yang melewatkan masa remaja awal denganku. Leni orangnya ceria, kreatif --> saingan cukup berat tapi kami adil, pelari, gambarnya bagus, cerewetnya minta ampun, lalu sampai sekarang kami cukup baik dalam berhubungan. Kujadi paham mengapa aku selalu khawatir melihat hal-hal tidak rapi. 
Dorongan dari dia dan seorang teman yang ia sebut monster (jahat juga sih, parah. Maafkannn) dalam ucapan itu dalam membuat hal-hal yang imajinatif menjadi nyata semasa masih sangat mudalah yang buatku begitu. Contohnya saja, dulunya aku tidak bisa menguncir rambutku dengan pola yang berbeda. Namun karena kami bertiga membuat jadwal janjian untuk melakukan kuncir yang sama tiga hari sekali dan hari lainnya model bebas, aku jadi terasah mengatur rambut. Bahkan karena aku merasa senang mengaplikasikan teknik di rambut, melihat bentuk-bentuk yang itu-itu saja dari aplikasi menggunakan karet menjadikanku mengasah kemampuanku hingga SMA untuk belajar mengepang rambut. Kalau sampai SMP ada Leni yang kuajak sharing masalah tersebut, di SMA ada Dian yang saling mengasihi denganku karena urusan rambut. Kepada Leni dan Anis teman tricenku, berkat kalian kemampuanku untuk bercerita sampai sekarang bertambah. Berkat kalian yang suka mengajak mengobrak-abrik sekaligus membereskan buku perpus sekolah, aku jadi banyak literatur untuk lomba sinopsis. Aku akan sangat ingat kita dulu punya tenggat waktu untuk tiap minggu bertukar cerita yang kita buat. Aku merasa itu hiburan sekaligus tekanan. Sebab kalian selalu menulis dengan imajinasi yang kemana-mana, yang waktu itu masih belum bisa kubayangkan kejadiannya. Aku juga selalu ingat, kita bertiga selalu bertukar buku bacaan yang kita pinjam dari perpus sekolah yang tidak terawat itu, dulu. Saling menceritakan isinya, kemudian mengikuti petualangannya. 
Waktu itu, ya. Ketika masa bermain berarti mengayuh sepeda kemana saja, waktu itu ketika kita harus dimarahi oleh Bapak-Bapak di tengah sawah karena menyingkirkan hasil merumputnya, Anis yang hampir jatuh dari sepedanya karena dikejar angsa, satu sepeda yang dipakai bertiga, nyuri tebu yang sedang dipanen tapi Si Pemilik tidak ada keinginan memberi, hingga mandi di sumur bor atau jurang yang jauh dari rumah kita. Wah, banyak ya pengalamannya. Jadi ingin pulang, nengok kalian. Hehe... 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��