Dunia Harus Tahu: Cing, Kuingin Titip Pesan

Kangen kucing rumah :'(. Kangen peluk-peluk ehe~ 

Terima kasih kucing tetangga kos, sudah mampir hampir mengobrak-abrik tong sampah depan kamar kemudian meninggalkan tai di atas keset yang baru dua bulan lalu dicuci. Terima kasih cing, karenamu aku bangun lebih pagi daripada pagi-pagi yang pernah kulalui selama di Kota Pelajar ini. Sayangnya Cing, sebenarnya aku kebrisikan akibat kamu juga berusaha cekatan ingin mengais kepala dan tulang-tulang ikan sisa yang kumakan semalam. Untungnya sudah hampir masuk waktu pagi mengharuskan dimulainya aktivitas lagi. Lain kali lagi Cing, kalau kamu bisa telepati denganku ketika melenggang indah bak model di catwalk, yang sebenarnya hanya gang kecil depan kamarku, yuk kita lakukan. Mari tatap-tatapan. Aku mau memberi tahu sesuatu. 'Tahu' lo, bukan 'tai' seperti yang sering kau tinggalkan padaku, cing. Begini kira-kira aku akan berkata: 
Jika saja kau menanggap keset-kesetku adalah bak pasir yang sangat nyaman bagimu, tolong pindah ke tempat lain. Apa alasanmu? oh, tidak ada tanah kering ya? Ah, benar juga jika musim hujan seperti ini tidak ada tanah kering, terlebih dimana-mana pun sekarang dipaving blok atau diaspal. Kamu pasti bingung juga ya? Kamu bingung, Cing? Iya? Aku juga ketika harus membuang taimu yang ada di atas keset-kesetku. Jadinya, kadang aku buang ke kloset, atau kualiri air dari kran yang ada di tempat anak kos atas mencuci dengan kondisi cuma ada aku yang menghuni, atau kubuang taimu ke tong sampah yang selalu kulapisi kresek. Sekiranya kamu tahu, manusia sekarang pun bingung menutupi taimu, Cing. Bingung juga mencari tanah kering sebagai peredam bau dari sisa makanan dan minummu. Cing, sebenarnya kecemasanmu itu wajar hadir. Memperingatkan makhluk seperti kami yang diberi akal untuk berpikir jernih memberi solusi. Tapi Cing, tolong jangan keterusan melakukannya. Aku juga sudah jenuh pagi-pagi buta mendapatkan kejutan. Tolong juga dengan sangat diam-diam dan tidak menimbulkan suara memberantakkan tong sampah ketika aku sedang tidur. Usahaku untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik jadi terganggu karena suara berisik cakar-cakarmu mencoba membalikkan isi tong sampah yang sebenarnya tak seberapa bisa dimakan buatmu. Telingaku sangat peka, Cing. Jadi tolong maklumi. Ah, padahal biasanya pun aku memberikan kesempatan padamu dengan sengaja menaruh sisa tulang ayam atau kepala ikan di depan kamar. Namun kejadian yang banyak terjadi, kamu tidak mengendus dan memakannya ketika aku siapkan dengan niat baik. Oh ya, apakah kebetulan saat itu bukan tugasmu untuk lewat di gang depan kamar kosku? Mungkin ya.... Azzzz kenapa jadi panjang dan bawel gini ya, Cing?     

Percakapan di atas hanya akan terjadi ketika kebetulan aku bertemu dan menatap lekat pada mata Si Kucing hitam gembul dengan kaki pendek dan ekor yang tidak begitu panjang. Kebetulan yang sama ketika ia buatku bangun dengan terkejut setelah masa Sholat Tahajud berlalu di antara adzan Sholat Subuh akan menjelang, tadi pagi. Ya, pun hal demikian terjadi andai saja mukjizat Nabi Ibrahim AS menular kepadaku.
Numpang simpan kenangan:
(Wah, jadi bernostalgia begini karena menyebut Nabi Ibrahim AS. Aku jadi ingat pada masa kecil ketika ingin jadi dokter gajah, suka ngoleksi laba-laba, memelihara burung dara, kura-kura, beli berbagai macam cupang buat dikoleksi dan diadu T.T, membeli ikan balon dan waktu itu jadi sangat senang karena ikan balon yang dibeli jadi ngelahirin banyak anaknya, walaupun cepat mati juga, pun membeli keong dengan ngepris (semacam judi masa SD dengan membayar Rp 500,00 dan menarik benang yang ada bonus-bonusnya) :D. Wah kurasa hobi tersebut nakal ya, kemana coba perginya hewan-hewan yang aku koleksi? Ya, mati. Kasihan mereka, dan kalau seperti ini ada pemakluman tidak ketika itu kulakukan karena pikiranku belum cukup dewasa? ataukah sama saja aku dengan orang-orang lain yang hanya mementingkan kesenangan sementara dengan membunuhnya perlahan? ataukah sebenarnya aku juga berjasa pada sesama manusia dengan membantu meningkatkan kesejahteraan paklik-paklik yang suka menjajakan hewan-hewan itu dengan aku membeli? lalu aku mulai bertanya-tanya sekarang mengapa mama-papaku tidak melarang hal-hal yang kulakukan? apakah sebenarnya mereka sudah mengingatkanku tapi aku diam-diam melakukannya? ah, kurasa aku tidak pernah diam-diam melakukannya. Oh ya yang jelas aku ingat mama pernah bilang 'yang penting bisa merawat dengan baik' itu saja, dan pada saat itu aku belum bisa. Ada kura-kura yang kurawat sampai dia agak besar. Tapi oleh Mama disuruh untuk melepas, atau kura-kura yang lain diberikan ke tetangga yang punya kolam layak huni bagi Si Jojo-kura-kura terakhir yang aku punya)

NB: Bukan kucing di atas yang melakukannya. dia hanya mengisi bagian contoh gambar kucing, dan foto tersebut jepretan pribadi. Ini disampaikan tidak dengan nada marah. Tapi cukup kesal ahaha~  

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��