#5 Hari Ini Kau Punya Koin

Melihat sepatu boot hingga atasan bajumu terkena lumpur, aku segera paham kau dalam kesulitan. Aku ingin membantumu. Niat itu kuluruskan. Aku turun tangan. Setidaknya butuh waktu 5 menit kamu menyadari kehadiranku. Lepas lima menit, aur mukamu berubah menjadi tidak seganas tadi, saat hujan benar-benar mengguyur tubuhmu. Saat kau kalap, mengira yang kau gali adalah jawaban atas harta karun yang kau cari, mayat yang katamu tercerai berai dalam bangunan yang masih berupa pondasi. 

Kau melihatku seperti perasaan kemarin siang ketika kau berkata, "apakah kompensasi hanya ada pada orang-orang yang telah meninggal? bagaimana dengan orang-orang yang hidup namun dalam penderitaan?"

Kaku~ 
Kau masih hidup dalam traumamu, meski akupun begitu. 

Esoknya makan siang kami lewati dengan rasa kemarin malam yang berat, kau nyatanya minum sendirian untuk meloloskan makanan yang baru saja kau cerna. Meski tak seberapa aku yang duduk di sampingmu pun merasa haus dan ingin mendorong makan siangku dibantu minuman kaleng yang sedang kau permainkan itu. 

" Tidak bisakah kau menawariku?"
" Aku tidak punya koin untuk mengambil lagi di mesin itu, "katamu sambil menunjuk mesin minuman yang berada di pojok ruang amakan pegawai. 
" Setidaknya sisakan sedikit padaku," sambil kusahut minuman di genggamanmu.
Kamu sedikit terkejut, tapi tersenyum juga melihat kelakuanku itu. 

----
" Minumlah. aku memiliki dua"
" Ah, hari ini kau punya koin rupanya?"
Kamu meringis mendengar perkataanku, kamu masih menderita sama seperti malam itu. Kamu berusaha menghapus penderitaan itu dengan berbagi sesuatu. Bagimu sedikit terhapus, bagiku kau masih sama saja terlihat pilu. Tapi melihat kau berusaha sebisamu menghiburku yang juga punya haru dengan minuman soda dingin di siang itu, aku bisa mempercayai sesuatu. Mungkin itu kamu.   


Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��