Candu

Siapa yang akan tahu akan mengenang kenangan baru? Kenangan yang baru saja kubuat bahkan baru sedetik lalu. 
Aku bingung mau berkata. Aku bingung juga mau berburuk sangka. Sebab apa yang kusangkakan kebanyakan ialah ilusi dari indera penglihatan saja tanpa kusadari kehadiran indera yang lain yang turut secara holistik saling terkait dan mempengaruhi meski, tidak banyak. Sempat kucuri dengar tapi aku tidak merasa melihat, sempat kuraba ia namun tak sempat mendengar. Ah! Momen kurasa selalu tidak tepat. 
Seiring berhentinya waktu pada sudut pandangku, aku kembali menggila ria dengan diusirnya aku dengan sukarela. Tidak, aku memang ikhlas dipisahkan dari mereka. Aku merasa lega juga kalau dan jika kalau mereka bahagia (semoga saja). Sungguh di dunia ini mungkin aku adalah satu di antara sepuluh yang dengan rela melepas sesuatu dan berpikir selalu ada pengganti dari tiap pelepasan. Meski aku masih heran saja, mengapa ada konflik batin antar sesama pilihan? Mengapa bahkan kecemasan pun memiliki tingkat yang beda? Ah, inikah manusia dengan sikap duta budaya pada dirinya sendiri. Rasanya. 

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��