19/12/16

Aku tertantang untuk membicarakan hal yang terkadang tabu bagiku. Ya, siang ini akan jadi penting karena gelak tawa dan kesatuan sejenak bertandang. Siang ini yang buatku pulang dengan (agak) kesal. Sedang angin kencang-kencangnya menerpa di antara gelak tawa kami di pohon ketapang, ada kata-kata menyakitkan yang bunyinya: “ Sama aja ya kalau gak dateng aja dapetnya ‘B’, ya aku merasa mending gitu daripada masuk juga dapet ‘B’”. Seketika semesta berhenti. Ikut menertawakan perkataannya yang tak lucu, karena dia sedang bergumam membanggakan ketidakhadiran dan tulisan. “ Udah, itu artinya tulisanmu jelek,” sebuah perkataan yang tambah menyakitkanku sebab aku waktu itu masih ngeyel tentang mengapa ‘B’ dan dia masih dengan berlagak sok tahu, sok penting, dan sok sok yang lain (mungkin).
Membawa-bawa nama ‘tulisan’ yang notabenenya bagi kami ialah senjata, tanpa tahu kecacatan yang ada dan langsung menjudgmental jelek,  buatku percaya kalau ia memang tidak pernah mengerti akan arti kehadiran, penghargaan mungkin hingga  pengorbanan atau pelajaran (ah! menyia-nyiakan waktu saja ia sudah tentu, kenapa mesti juga ia menipu). Ups! Sudah cukup, makasih saja untuk kritik yang sangat tidak membangun. Biar angin berlalu, bersama dengan penilaian yang bagiku berlaku tapi tak pernah berdasar untuk berlaku.
Biarkan aku mengumpat di bagian ini, aku sedang kesal. 
Selebihnya kuserahkan pada kalian dan alam semesta, sebab pada satu sisi aku mengerti selalu ada kebaikan pada tiap diri manusia. Meski terkadang memang tidak diperlihatkan secara langsung atau bahkan tak pernah diperlihatkan. Di sisi lain, ada hal semacam di atas yang buat manusia macam aku atau kamu sekalian akan terpaku pada kecaman yang berantonim dengan kebaikan.

Selamat natal :) Selamat liburan :)

Comments

Tidak Ada Salahnya Tertarik Bahan Bacaan Lain ��