Ruang
Selama berargumen tak menyebabkan mati, ada harapan bagiku untuk melakukannya
Selama berdiskusi mengutuk diri tak akan bersembunyi dari kepalsuan yang sering datang mampir mengkhianati bakmi jadi saksi obrolan yang tak sia-sia belaka
Media sosial kini membuka wawasan pada tiap insan yang ingin
Pada insan yang sempat memastikan diri hidupnya juga pernah terkena semilir angin
Pada makhluk dengan kekuatan berpikir kini
Dipasrahkan sebentuk tiga dimensi yang memiliki dua sisi
Mencengkramnya menjadi abdi
Merabanya 'tuk sekadar sadarkan diri
Terbatas tiada lagi sesering dulu menghampiri
Hanya dengan layar masih sempat mampir senyum dan tawa 'hyper reality'
Bahkan ya, tangis disertai tegang di belakang leher dan mata yang kadang memanas dihantui
Baru saja hadir lagi kegembiraan dan perasaan nyata bukan sekadar teori diteorisasi
Sayang, belum sempat aklamasi ataupun sepakat untuk sekali
Sayang, seperti rindu inikah menyiksa diri?
Menanti lagi sebentuk kubus berbentuk balok yang membolak-balikkan fakta dan enggan berdiam diri
Kadang caci mampir sekali
Hasrat bernostalgia juga terpenuhi
Sepintas sesal mengarungi ginjal yang kan berlayar
Dada 'kan bawa hati dengan senyum lebar
Mata nanar terusahakan sesaat kuping ikut mendengar
Usainya ditutup juga dengan amanat ujar dan ajar
Selamat mengejar
Ujar Ujar yang sedang berujar
Ujar Ujar yang sedang berujar
Comments
Post a Comment
Menulislah selagi mampu